Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Alami Kenaikan Seiring Pelemahan Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, 2 Mei 2019 kemarin, kembali ditutup mengalami kenaikan di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat rilisnya data perekonomian global dan domestik.

Dalam riset yang dirilis Jumat 903/5/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin (02/5), yang cenderung mengalami penurunan dipicu oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana kondisi pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut diikuti oleh kondisi global yang bereaksi atas pernyataan The Fed yang menunjukan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika dan terjaganya inflasi di negara tersebut.

Hasil FOMC Meeting merilis suku bunga acuan Bank Sentral Amerika bertahan di level 2,25% hingga 2,50%.

Pernyataan The Fed yang bernada hawkish membuat para pelaku pasar lebih memilih untuk memarkirkan asetnya pada instrument investasi yang lebih aman ditengah risiko ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global.

Sementara itu, dari sisi domestik, Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa inflasi pada periode April 2019 terjadi sebesar 0,44% (MoM) sehingga inflasi tahunan berada pada level 2,83% (YoY).

Dengan laju inflasi yang terkendali tersebut, kami melihat bahwa instrumen Surat Berharga Negara akan memberikan pengembalian investasi yang menarik bagi investor di dalam negeri, terlebih adanya koreksi harga saat ini mendorong semakin lebarnya selisih antara laju inflasi dengan tingkat imbal hasil yang diberikan oleh instrumen Surat Berharga Negara.

“Namun demikian, dengan masih berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, akan turut mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, sehingga akan berpengaruh terhadap portofolio investor terutama investor dengan horizon investasi jangka pendek,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan hari Kamis, tanggal 2 Mei 2019 kemarin, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 75 - 190 bps dimana rata-rata perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek (5-7 tahun) sebesar 6 bps yang berdampak setelah adanya perubahan harga berkisar 13 bps hingga 40 bps.

Selanjutnya, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami rata-rata perubahan sebesar 1 bps didorong oleh adanya rata-rata koreksi harga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 7,5 hingga 24 bps dengan didorong olah adanya koreksi harga mencapai 190 bps.

Sehingga secara keseluruhan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dari seri acuan ditutup mengalami kenaikan dengan rata-rata perubahan imbal hasil sebesar 5 bps masing - masing di level 7,363% untuk tenor 5 tahun, di level 7,839% untuk tenor 10 tahun, dilevel 8,292% untuk tenor 15 tahun, serta untuk tenor 20 tahun di level 8,372%.

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami pergerakan yang bervariasi pada keseluruhan seri yang terjadi ditengah kenaikan tingkat imbal hasil dari US Treasury.

Imbal hasil dari INDO29 dan INDO44 mengalami penurunan hingga 0,5 bps masing - masing di level 3,844% dan 4,702% setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 4,0 - 4,5 bps.

Sedangkan INDO24 dan INDO49 mengalami kenaikan imbal hasil sekitar 0,5 bps dimana masing-masing berada di level 3,362% dan 4,615% setelah berdampak terhadap koreksi harga sebesar 1,1 bps dan 1,6 bps.