Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Alami Penurunan Didorong Menguatnya Rupiah
Pasardana.id - Tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Kamis (23/5) kemarin, mengalami penurunan yang didorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika setelah meredanya tekanan domestik dan adanya sentimen global yang berakibat masuknya investor asing.
Dalam riset yang dirilis Jumat (24/5/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin (23/5), mengalami penurunan setelah berdampak pada naiknya harga obligasi negara.
Penurunan tingkat imbal hasil tersebut didorong oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat adanya sentimen domestik dan sentimen global,” jelas I Made.
Ditambahkan, para pelaku pasar juga merespon hasil notulensi rapat (FOMC Minutes) yang memungkinkan The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya apabila inflasi Amerika rendah, hal ini memungkinkan para pelaku pasar lebih berani untuk beralih ke aset yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Selain itu, angka kegiatan industri manufaktur Amerika untuk bulan Mei 2019 juga terpantau menurun yang berada di level 50,6 (vs 52,6 pada April 2019). Adapun dari faktor domestik, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh situasi politik yang mulai mereda, seiring dengan menurunnya risiko domestic,” terang I Made.
Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan kemarin (23/5), harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami kenaikan pada sebagian besar serinya hingga sebesar 37 bps yang mengakibatkan penurunan imbal hasil hingga sebesar 7 bps.
Adapun yang mengalami kenaikan harga tertinggi didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) sebesar 47 bps yang berdampak pada turunnya tingkat imbal hasil sebesar 6 bps.
Sementara itu untuk yang bertenor menengah (5-7 tahun) didapati kenaikan harga hingga mencapai 27 bps yang mengakibatkan turunnya tingkat imbal hasil mencapai 7 bps.
Adapun Surat Utang dengan kenaikan harga yang rendah didapati pada tenor pendek (1-4 tahun) yang bergerak pada kisaran 0,3 bps hingga 23 bps sehingga mendorong kenaikan imbal hasil berkisar antara 2,5 bps hingga 9,2 bps.
Sehingga secara keseluruhan, ungkap I Made, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (23/5), telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan.
Adapun untuk tenor 5 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 7 bps dilevel 7,512% dan untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan mencapai 9,5 bps di level 7,967%.
Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun, juga terjadi penurunan imbal hasil masing-masing turun sebesar 6,1 bps di level 8,502% dan 8 bps di level 8,552%.
Disisi lain, perubahan imbal hasil juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin imbal hasilnya bergerak dengan arah yang bervariasi ditengah penurunan imbal hasil yang terjadi pada surat utang regional.
Imbal hasil dari INDO24 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1,3 bps di level 3,399% setelah mengalami penurunan harga sebesar 5,7 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO29 mengalami penurunan sebesar 0,5 bps di level 3,883% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 3,8 bps dan imbal hasil dari INDO44 yang mengalami penurunan sebesar 0,3 bps di level 4,688% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 4,4 bps.

