Harga SUN Diperdagangan Akhir Pekan Lalu Cenderung Naik Didorong Penguatan Rupiah
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat, 10 Mei 2019, bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang didorong oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Dalam riset yang dirilis Senin (13/5/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, harga Surat Utang Negara (SUN) yang bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan, didorong oleh penguatan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika.
“Para pelaku pasar mulai kembali optimis atas pertemuan pihak Amerika dan China yang merundingkan tentang kesepakatan dagang kedua negara. Akibatnya para pelaku pasar lebih tertarik untuk masuk kembali ke pasar keuangan regional Asia, termasuk Indonesia,” jelas I Made.
Disamping itu, lanjut I Made, para pelaku pasar menilai bahwa posisi Rupiah selama sepekan terakhir ini sudah tertekan terlalu dalam, melemah sebesar 0,43%, sehingga berpotensi mengalami technical rebound.
Selain itu, pada perdagangan hari Jumat kemarin, para pelaku pasar juga menunggu dirilisnya data Consumer Price Index (CPI) Amerika untuk periode April 2019 sehingga pelaku pasar cenderung menahan diri dan melakukan aksi wait and see atas rilisnya data ekonomi global tersebut.
Hal ini terindikasi dari volume perdagangan yang semakin menurun dari perdagangan-perdagangan sebelumnya.
Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp8,83 Triliun dari 41 Seri
Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 13 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3,4 bps dimana secara keseluruhan tenor mengalami penurunan imbal hasil.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami penurunan sebesar berkisar antara 3 - 7 bps setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar 14,5 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 6 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 10,1 - 25,6 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 12 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 97,5 bps.
Dengan adanya kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 6,2 bps di level 7,465% dan 10 tahun mengalami penurunan sebesar 5,9 bps di level 7,972%, adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 8,471% dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 8,576%.
Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasil mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global di tengah adanya aksi beli oleh para investor.
Penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 74 bps di level 3,391% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 3,4 bps.
Sementara itu, imbal hasil dari INDO29 mengalami penurunan sebesar 132 bps di level 3,876% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 11,1 bps.

