Pelemahan Rupiah Dorong Penurunan Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin
Pasardana.id - Pada perdagangan hari Kamis, 25 April 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penurunan yang didorong oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah keputusan suku bunga acuan oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang mempertahankannya di level 6,00%
Dalam riset yang dirilis Jumat (26/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, harga Surat Utang Negara (SUN) menunjukan tren penurunan selama 4 hari terakhir ini di tengah gejolak yang terjadi di pasar global dan belum kondusifnya kondisi pasar di domestik.
Dari sisi eksternal, pergerakan harga Obligasi Negara di picu dari faktor pergerakan harga minyak yang tinggi.
Kenaikan harga minyak tersebut akan meningkatkan biaya impor dan memperlebar defisit perdagangan sehingga berdampak pada meningkatnya kebutuhan terhadap Dollar Amerika yang pada akhirnya mengganggu pergerakan nilai tukar Rupiah dan juga pergerakan harga Obligasi Negara.
Sementara itu, turunnya harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (25/4) tidak seiiring dengan kenaikan harga obligasi yang terjadi pada negara berkembang lainnya.
Selain itu, dari sisi domestik, penurunan harga Obligasi Negara terjadi ditengah keputusan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang menahan suku bunga acuannya. Hal ini sudah sesuai dengan ekspektasi para pelaku pasar bahwa Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuannya pada level 6,00%.
Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan hari Kamis, tanggal 25 April 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara mengalami penurunan hingga mencapai 78 bps, yang mendorong naiknya tingkat imbal hasil hingga sebesar 10 bps.
Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, keseluruhan serinya mengalami penurunan harga yang mengakibatkan adanya rata-rata perubahan tingkat imbal hasil naik sebesar 5,7 bps, dimana pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan harga sebesar 13 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 3 bps di level 7,158% dan diikuti oleh Surat Utang Negara seri acuan bertenor 10 tahun dan 15 tahun yang mengalami koreksi harga masing-masing sebesar 55 bps dan 59 bps sehingga berdampak pada meningkatnya imbal hasil sebesar 7,8 bps di level 7,740% dan 6,8 bps di level 8,196%.
Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun didapati penurunan harga sebesar 50 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 5,1 bps di level 8,301%.
Perubahan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah penurunan tingkat imbal hasil US Treasury.
Penurunan harga didapati pada keseluruhan seri Surat Utang Negara berdenominasi mata uang Dollar Amerika.
Harga INDO24 dan INDO29 mengalami penurunan masing-masing sebesar 10,5 bps dan 34,6 bps sehingga berdampak terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 2,3 bps di level 3,404% dan 4,1 bps di level 3,898%.
Adapun harga dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 36,5 bps dan 44,8 bps sehingga berdampak pada turunnya tingkat imbal hasil sebesar 2,1 bps di level 4,729% dan 2,5 bps di level 4,618%.

