Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Cenderung Turun Dipicu Pelemahan Rupiah
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 24 April 2019 kemarin, bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang dipicu oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat beberapa sentimen di eksternal maupun sentimen domestik.
Dalam riset yang dirilis Kamis (25/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, adapun yang menjadi sentimen di domestik pada perdagangan obligasi kemarin (24/4) adalah menjelang diselenggarakannya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, sehingga para pelaku pasar cenderung untuk menahan diri melakukan transaksi di pasar sekunder.
Hal ini sesuai dengan volume perdagangan kemarin yang mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp16,58 Triliun dari 40 Seri
“Perkiraan kami Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6,00% dimana pada kondisi saat ini fundamental ekonomi domestik di Indonesia cukup baik dimana inflasi terjaga pada level 2,48%,” jelas I Made.
Adapun untuk sentimen eksternal yang memicu terjadinya penurunan harga obligasi didorong oleh perselisihan yang terjadi antara Amerika dan Uni Eropa terkait anjloknya laba bersih pabrikan motor Harley Davidson akibat bea yang diterapkan Eropa.
Selain itu, ditengah ketidakpastian isu Brexit serta adanya isu ingin menyudutkan Theresa May dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris akan berdampak pada kondisi pasar yang semakin bergejolak sehingga memicu pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang utama dunia, termasuk Dollar Amerika.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 440 bps yang mendorong naiknya tingkat imbal hasil hingga sebesar 54 bps.
Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, keseluruhan serinya mengalami penurunan harga yang mengakibatkan adanya rata-rata perubahan tingkat imbal hasil naik sebesar 4 bps, dimana pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan harga sebesar 7 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 7,103% dan diikuti oleh Surat Utang Negara seri acuan bertenor 10 tahun dan 15 tahun yang mengalami koreksi harga masing-masing sebesar 27 bps dan 51 bps sehingga berdampak pada meningkatnya imbal hasil sebesar 3,7 bps di level 7,632% dan 5,8 bps di level 8,086%.
Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun didapati penurunan harga sebesar 42 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 4,3 bps di level 8,212%.
Disisi lain, perubahan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah penurunan tingkat imbal hasil US Treasury.
Kenaikan harga didapati pada sebagian besar seri Surat Utang Negara berdenominasi mata uang Dollar Amerika.
Harga INDO24 dan INDO29 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 6,6 bps dan 10,8 bps sehingga berdampak terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 1,4 bps di level 3,414% dan 1,3 bps di level 3,869%.
Adapun harga dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 19 bps dan 25 bps sehingga berdampak pada turunnya tingkat imbal hasil sebesar 1,1 bps di level 4,732% dan 1,4 bps di level 4,607%.

