Pelemahan Rupiah Dorong Penurunan Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari Selasa, tanggal 23 April 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah para pelaku pasar yang khawatir akan menanjaknya harga minyak dunia yang berpotensi melemahkan kondisi ekonomi domestik.

Dalam riset yang dirilis Rabu (24/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, penurunan harga Surat Utang Negara (SUN) yang terjadi pada perdagangan kemarin (23/4), dipicu oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika akibat melonjaknya harga minyak mentah dunia.

“Para pelaku pasar khawatir akan kenaikan harga minyak tersebut karena dinilai dapat mempengaruhi kondisi makroekonomi domestik dimana saat ini Indonesia masih menjadi negara net importir minyak,” jelas I Made.

Adapun kenaikan harga minyak mentah dunia tersebut merupakan harga tertinggi sejak bulan November 2018 yang sudah menembus USD 74 per barrel.

Sementara itu, turunnya harga Surat Utang Negara juga diiringi dengan koreksi harga surat utang di negara berkembang yang lain.

Sedangkan dari hasil lelang Surat Utang Negara pemerintah berhasil meraup dana sebesar Rp23,4 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp41,76 triliun.

Lebih rinci diungkapkan, rata-rata perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 30,1 bps yang mendorong  naiknya tingkat imbal hasil hingga sebesar 54 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, keseluruhan serinya mengalami penurunan harga yang mengakibatkan adanya rata-rata perubahan tingkat imbal hasil naik sebesar 4 bps, dimana pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan harga sebesar 7 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 7,103% dan diikuti oleh Surat Utang Negara seri acuan bertenor 10 tahun dan 15 tahun yang mengalami koreksi harga masing-masing sebesar 27 bps dan 51 bps sehingga berdampak pada meningkatnya imbal hasil sebesar 3,7 bps di level 7,632% dan 5,8 bps di level 8,086%.

Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun didapati penurunan harga sebesar 42 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 4,3 bps di level 8,212%. 

Perubahan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah penurunan tingkat imbal hasil US Treasury.

Penurunan harga didapati pada sebagian besar seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika.

Harga INDO24 dan INDO44 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,4 bps dan 3,6 bps sehingga berdampak terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,3 bps di level 3,430% dan 0,2 bps di level 4,743%.

Adapun harga dari INDO29 dan INDO49 mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 7,9 bps dan 2,7 bps sehingga berdampak pada kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 0,9 bps di level 3,883% dan 0,1 bps di level 4,621%.