ANALIS MARKET (01/4/2019) : IHSG Berpeluang Menguat dengan Pergerakan di Kisaran 6,445 - 6,522

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian OSO Securities menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan kemarin (29/03), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0.19% ke level 6,468.75.

Secara teknikal, IHSG ditutup bearish dengan pergerakan sideways. Adapun indikator Stochastic netral cenderung bullish dan MACD line flat dengan Volume meningkat.

Enam dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam teritori negatif, dimana sektor Industri Dasar dan Manufaktur memimpin pelemahan masing-masing sebesar 2.12% dan 0.97%.

Adapun saham yang menjadi pemberat indeks diantaranya: CPIN, INKP, HMSP, FREN, dan INAF. 

Sementara itu, pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 832 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0.25% ke level 14.243. 

Sementara itu, pada perdagangan (29/03), bursa saham Wall Street kompak ditutup dalam zona hijau, dimana Dow Jones naik 0,82%, S&P menguat 0.67% dan Nasdaq positif 0,78%.

Penguatan ini ditopang oleh kemajuan perundingan dagang AS-China yang digelar di Beijing. AS mengklaim perundingan dagang yang bertujuan menyelesaikan sengketa dagang antara kedua negara membuahkan hasil yang baik. 

Adapun untuk selanjutnya, pekan depan delegasi China yang dipimpin Wakil Perdana Menteri Liu He akan melakukan kunjungan ke Washington untuk melanjutkan perundingan putaran berikutnya. 

Lebih lanjut, analis OSO Securities menyebutkan, pada perdagangan pagi hari ini, Senin (01/4/2019), diperkirakan IHSG berpotensi menguat.

Adapun sentimen yang diperkirakan mampu menopang pergerakan IHSG yakni rilisnya data Nikkei Manufacturing index PMI bulan Maret yang ekspansif di level 51.2 atau diatas ekspektasi pasar yang kontraktif.

Level ini menunjukkan aktivitas industri yang mengalami pertumbuhan karena lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang di level 50.1. 

“Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat dengan pergerakan di kisaran 6,445 - 6,522,” sebut analis OSO Securities dalam riset yang dirilis Senin (01/4/2019).