Volume SUN Diperdagangan Rabu Lalu Senilai Rp14,94 Triliun dari 39 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (08/3/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan Rabu (06/3) lalu, mengalami penurunan yakni tercatat senilai Rp14,94 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara.

Adapun untuk volume perdagangan Surat Utang Negara dengan volume tertinggi pada perdagangan kemarin didapati pada seri FR0077 sebesar Rp4,127 triliun dari 42 kali transaksi dan kemudian diiringi dengan Surat Utang Negara dengan seri FR0078 dan FR0068 masing-masing sebesar Rp1,805 triliun dari 37 kali perdagangan dan 1,321 triliun dari 62 kali transaksi.

Sedangkan untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk terbesar didapati pada seri PBS013 dan seri PBS012 masing-masing senilai Rp98,54 miliar dari 2 kali transaksi dan Rp40,00 miliar dari 6 kali perdagangan.

Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan lebih besar dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yakni senilai Rp1,31 triliun dari 48 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A (ISAT02ACN3) senilai Rp393,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan surat utang korporasi seri Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun 2017 Seri B (ISAT02BCN1) dan seri Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2019 Seri B (BFIN04BCN2) masing-masing senilai Rp80,00 miliar dari 4 kali transaksi dan Rp75,00 miliar untuk 3 kali transaksi.

Selanjutnya, volume perdagangan yang lebih besar juga didapati seri Obligasi Medco Power Indonesia I Tahun 2018 Seri A (MEDP01A) dengan volume perdagangan sebesar Rp60,00 miliar dari 12 kali perdagangan.

Sementara itu, pada perdagangan hari Rabu, tanggal 6 Maret 2019, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami pelemahan sebesar 17,00 pts (0,11%) di level 14144,00 per Dollar Amerika.

Nilai tukar Rupiah bergerak dengan mengalami perubahan yang bervariasi di sepanjang sesi perdagangan di kisaran 14120,00 hingga 14154,00 per Dollar Amerika.

Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami pelemahan ditengah nilai tukar mata uang regional yang bergerak dengan arah beragam terhadap mata uang Dollar Amerika.

Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,19%.

Selanjutnya, mata uang Peso Filipina (PHP) dan mata uang Yen Jepang (JPY) keduanya mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,15% dan 0,03%.

Sedangkan, untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan paling tinggi didapati pada mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,35% yang diiringi dengan pelemahan nilai tukar mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan mata uang Baht Thailand (THB) masing-masing sebesar 0,30% dan 0,29% terhadap Dollar Amerika.

Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalami penguatan terbatas sebesar 0,5 bps yang berada pada level 2,641%, hal yang sama juga terjadi pada US Treasury bertenor 30 tahun yang mengalami penguatan sebesar 0,2 bps yang berada pada level 3,027% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak melemah.

Adapun untuk indeks DJIA ditutup melemah sebesar 78 bps sehingga berada pada level 25473,23 dan indeks NASDAQ juga ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 113 bps sehingga berada pada level 7421,46.

Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun mengalami kenaikan sehingga berada di level 1,18% dan untuk tenor 30 juga didapati mengalami kenaikan di level 1,671%.

Adapun untuk obligasi Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahunnya mengalami penurunan sehingga berada di level 0,062% namun untuk obligasi Jerman dengan tenor 30 tahun mengalami kenaikan terbatas di level 0,73%.