Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin Ditutup Melemah Ditengah Sentimen Global dan Aksi Ambil Untung Investor

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin, Senin, tanggal 25 Maret 2019, ditutup melemah ditengah sentimen global dan aksi ambil untung (profit taking) dari para pelaku pasar jelang lelang Selasa (26/3/2019).

Dalam riset yang dirilis Selasa (26/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pada perdagangan awal pekan kemarin (25/3), pergerakan harga Surat Utang Negara kembali ditutup dengan mengalami pelemahan setelah kenaikan yang terjadi selama sepekan terakhir.

Adapun pelemahan harga Surat Utang Negara terjadi akibat adanya beberapa sentimen global, diantaranya adalah sentimen perkembangan Brexit yang pada pekan ini bertepatan dengan batas akhir perjanjian.

Para pelaku pasar merespon bahwa dengan dengan kondisi tersebut risiko yang terjadi di pasar uang Eropa akan semakin meningkat. Selain itu, adanya pelemahan perekonomian yang terjadi di Amerika mendorong para pelaku pasar untuk memilih instrumen jangka panjang akibat kekhawatiran investor terhadap potensi resesi di Amerika.

“Hal ini membuat kurva imbal hasil obligasi Amerika menjadi terbalik (inversi), dimana untuk tenor yang lebih pendek didapati tingkat imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat imbal hasil obligasi Amerika bertenor yang lebih panjang,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 59 bps dengan rata-rata penurunan sebesar 5,7 bps sehingga berdampak adanya kenaikan tingkat imbal hasil hingga sebesar 6,7 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara, keseluruhan seri acuannya mengalami penurunan harga yang berkisar antara 14 bps hingga 59 bps mendorong adanya kenaikan imbal hasil yang berkisar antara 3,2 bps hingga 6,7 bps.

Penurunan harga terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan bertenor 15 tahun sebesar 59 bps yang mendorong kenaikan imbal hasil sebesar 6,7 bps di level 8,022% dan diiringi dengan Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun dan 10 tahun yang mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 49 bps dan 27 bps sehingga berdampak terhadap kenaikan imbal hasil masing-masing sebesar 4,8 bps di level 8,096% dan 3,7 bps di level 7,618%.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan harga hingga sebesar 14 bps sehingga terjadi kenaikan imbal hasil sebesar 13,2 bps di level 7,114%.

Disisi lain, penurunan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah meningkatnya persepsi risiko. Penurunan harga didapati pada keseluruhan seri acuan Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika.

Imbal hasil INDO24 dan INDO29 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,02 bps di level 3,514% dan 2,22 bps di level 3,945% yang didorong terjadinya koreksi harga sebesar 9,4 bps dan 18,8 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,3 bps di level 4,847% dan  1,9 bps di level 4,747% setelah mengalami adanya penurunan harga sebesar 22,2 bps dan 32,7 bps.