Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Alami Kenaikan Terbatas Seiring Penguatan Rupiah
Pasardana.id - Pada perdagangan hari Rabu, 20 Maret 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak dengan mengalami kenaikan yang terbatas ditengah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang menguat serta adanya beberapa sentimen global.
Dalam riset yang dirilis Kamis (21/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan terbatas kembali didorong oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana perubahan nilai tukar tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan dengan faktor domestik.
Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp13,17 Triliun dari 39 Seri
Dari faktor domestik pergerakan harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh prediksi Bank Indonesia yang akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,00% yang akan di rilis pada hari ini (Kamis, 21/3/2019).
Bank Indonesia diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya karena kondisi ekonomi Indonesia yang masih stabil dan pasar yang relatif cukup optimis. Adapun dari faktor eksternal, datang dari optimisnya para pelaku pasar akan terciptanya kesepakatan damai perang dagang antara Amerika dan China.
Selain itu, jelang disampaikannya FOMC Meeting berdampak pada aksi para investor dimana mereka cenderung wait and see terhadap kondisi pasar saat ini.
“Hal ini terindikasi dari volume perdagangan SUN pada perdagangan kemarin (20/3) yang mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, walaupun sebenarnya pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dilevel 2,25% hingga 2,50%,” jelas I Made.
Lebih rinci dijelaskan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi hingga sebesar 112 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan rata-rata tingkat imbal hasil yang mengalami penurunan sebesar 3,5 bps.
Adapun Surat Utang Negara seri acuan dengan perubahan harga tertinggi didapati pada tenor 20 tahun sebesar 58 bps sehingga berdampak pada penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 5,8 bps di level 8,097%.
Selanjutnya, Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun dan 15 tahun yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 22 bps dan 16 bps sehingga mendorong penurunan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 5 bps di level 7,226% dan 2 bps di level 8,023%.
Adapun harga Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 12 bps mengakibatkan turunnya tingkat imbal hasil sebesar 1,7 bps di level 7,684%.
Disisi lain, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami perubahan yang beragam dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah naiknya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS).
Harga dari INDO24 mengalami koreksi sebesar 4,6 bps yang mendorong terjadinya peningkatan tingkat imbal hasil sebesar 1 bps di level 3,587%.
Hal yang sama juga dialami oleh seri INDO29 dan INDO49 yang mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 12,6 bps dan 4,5 bps sehingga berdampak pada meningkatnya tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 1,5 bps di level 4,055% dan 0,2 bps di level 4,807%.
Sedangkan, untuk seri INDO44 mengalami kenaikan harga sebesar 13,3 bps yang menyebabkan penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,8 bps di level 4,916%.

