Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari Rabu, tanggal 13 Maret 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah nilai tukar Rupiah yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Kamis (14/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan, turut didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah suksesnya lelang Surat Utang Negara pada pekan ini.

Adapun penguatan nilai tukar Rupiah ini disebabkan dari faktor domestik dimana Bank Indonesia akan menjaga likuiditasnya sehingga asing dapat menginvestasikan dananya ke Indonesia.

Selain itu, sentimen positif juga berasal dari faktor eksternal dimana dalam Komite Keuangan Senat Amerika menyatakan bahwa proses perundingan dagang dengan China sudah memasuki fase akhir sehingga dapat terjadi kesepakatan dalam waktu dekat.

“Hal ini berdampak kepada para pelaku pasar yang semakin optimis terhadap kondisi pasar global. Hal ini pula yang membuat para pelaku pasar lebih optimis untuk bermain di aset beresiko di negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga nantinya akan berdampak positif kepada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 47 bps dengan rata-rata  kenaikan sebesar 19 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan semua serinya mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 9 bps hingga 25 bps yang mengakibatkan adanya penurunan tingkat imbal hasil hingga 3 bps.

Adapun perubahan kenaikan harga terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun sebesar 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 3 dan dilanjutkan pada Surat Utang Negara bertenor 20 tahun yang ditutup dengan mengalami kenaikan harga sebesar 16 bps yang mengakibatkan turunya tingkat imbal hasil sebesar 1,6 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan harga sebesar 11 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps.

Selanjutnya, untuk Surat Utang Negara bertenor 5 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 9 bps yang mendorong turunnya imbal hasil sebesar 2,2 bps.

Disisi lain, kenaikan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah kenaikan tingkat imbal hasil US Treasury.

Kenaikan harga didapati pada semua seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika.

Adapun harga seri INDO24 mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps yang mendorong perubahan imbal hasil sebesar 4,3 bps di level 3,667%.

Adapun untuk seri INDO29 dan INDO44, keduanya mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 3,5 bps masing-masing berada pada level 4,130% dan 4,976% yang diakibatkan oleh peningkatan harga masing-masing sebesar 32,8 bps dan 41,2 bps.

INDO49 juga mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps yang berdampak kepada penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 4,878%.