Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, tanggal 11 Maret 2019 kemarin, mengalami kenaikan ditengah pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang cukup fluktuatif.

Dalam riset yang dirilis Selasa (12/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan masih dipengaruhi oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Pada perdagangan kemarin (11/3), nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika cukup berfluktuatif dimana pada awal perdagangan rupiah sempat melemah, namun di tengah sesi hingga berakhirnya perdagangan Rupiah mulai menguat kembali.

“Penguatan rupiah ini terjadi akibat faktor technical rebound mengingat sepanjang pekan lalu rupiah turun sebesar 1,38% sehingga depresiasi rupiah yang cukup dalam dan didorong oleh faktor fundamental domestik yang cukup baik akan membuat para investor tertarik. Selain itu, diperkuat juga oleh pernyataan Bank Indonesia dimana Bank Indonesia akan menjaga likuiditas di pasar uang,” jelas I Made.

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp14,35 Triliun dari 44 Seri

“Sementara itu, pada hari ini (12/3), juga akan dilakukan lelang penjualan surat utang yang ditargetkan sebesar Rp 15 triliun dari tujuh seri surat utang yang ditawarkan kepada investor,” sambungnya.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (11/3) mencapai 30,5 bps dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,5 bps yang mendorong adanya penurunan imbal hasil hingga sebesar 4,9 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, semua serinya mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 8 bps hingga 25 bps sehingga berdampak pada penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 2,6 bps.

Kenaikan harga tertinggi didapati pada Surat Utang Negara seri acuan bertenor 20 tahun sebesar 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 2,6 bps dan diiringi dengan Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 19 bps dan 16 bps yang berdampak pada perubahan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 2,6 bps dan 1,9 bps.

Adapun untuk perubahan harga terendah didapati pada Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun sebesar 8 bps yang mengakibatkan  penurunan tingkat imbal hasil sebesar 2 bps.

Lebih lanjut diungkapkan, kenaikan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah penguatan imbal hasil US Treasury.

Kenaikan harga didapati pada sebagian besar seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika. Harga INDO24 dan INDO29 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 11,3 bps dan 5,8 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 2,4 bps di level 3,728% dan 0,7 bps di level 4,184%.

Adapun harga dari INDO44 mengalami kenaikan sebesar 9 bps yang berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 0,5 bps di level 5,016%. Sedangkan untuk INDO49 mengalami penurunan harga sebesar 3 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 0,2 bps di level 4,918%.