Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp15,82 Triliun dari 42 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Dalam riset yang dirilis Kamis (07/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mencapai Rp15,82 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara.

Adapun untuk seri acuan volume perdagangan mencapai Rp4,65 triliun dengan volume perdagangan Surat Utang Negara terbesar didapati pada seri FR0078 sebesar 2,26 triliun dari 97 kali transaksi.

Selanjutnya adalah Surat Utang Negara seri FR0061 yang memiliki volume perdagangan senilai Rp1,27 triliun dari 39 kali transaksi yang diikuti dengan seri FR0077 dengan volume perdagangan senilai Rp1,19 triliun dari 71 kali transaksi.

Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS0014 dengan volume sebesar 1,87 triliun dari 23 kali transaksi dan diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS022 dengan volume perdagangan sebesar Rp668,05 miliar rupiah.

Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan, senilai Rp1,17 triliun dari 38 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap III Tahun 2018 Seri D (BEXI04DCN3) senilai Rp275,00 miliar dari 7 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan surat utang korporasi seri Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2016 Seri C(NISP02CCN1) dan seri Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap III Tahun 2017 Seri B (WSKT02BCN3) masing-masing senilai Rp120,00 miliar dari 7 kali transaksi dan Rp100,00 miliar untuk 5 kali transaksi.

Adapun, selanjutnya didapati seri Obligasi I Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2016 Seri A (IIFF01A) dengan volume perdagangan sebesar Rp90 miliar dari 2 kali perdagangan.

Sementara itu, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami penguatan sebesar 41,50 pts (0,30%) di level 13920,00 per Dollar Amerika.

Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan di kisaran 13895,00 hingga 13950,00 per Dollar Amerika. Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut  menguat ditengah nilai tukar mata uang regional yang bergerak dengan arah bervariasi terhadap mata uang Dollar Amerika.

Adapun yang mengalami penguatan tertinggi didapati pada mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,30% dan diikuti dengan mata uang Yen Jepang (JPY) dan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) yang keduanya mengalami penguatan sama besar di level 0,29%.

Sedangkan, untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan didapati pada mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,17% yang diiringi dengan pelemahan nilai tukar mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,11 terhadap Dollar Amerika.

Sementara itu, Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalami pelemahan sebesar 14 bps yang berada pada level 2,69% sedangkan untuk imbal hasil US Treasury yang bertenor 30 tahun ditutup menguat terbatas sebesar 5 bps yang berada pada level 3,03% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak melemah.

Indeks DJIA ditutup melemah sebesar 8 bps sehingga berada pada level 25390,30 dan indeks NASDAQ juga ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 36 bps sehingga berada pada level 7375,28.

Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun mengalami pelemahan sehingga berada pada level 1,212% dan untuk yang bertenor 30 tahun juga ikut melemah di level 1,718%.

Adapun untuk pasar obligasi Jerman (Bund) bertenor 10 tahun didapati perubahan yang positif berada di level 0,166%.