ANALIS : Sentimen Rilis Data Ekonomi Domestik Bikin IHSG Melesat ke Posisi 6.547,8

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Membuka kembali perdagangan pasca libur Tahun Baru Imlek kemarin (05/2), pasar saham Indonesia mengalami pergerakan sangat ciamik pada hari ini, Rabu (06/2/2019), hingga mampu berakhir menguat sangat meyakinkan.

Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan Rabu, 6 Februari 2019 sore, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,02 persen dengan berakhir di level 6.547,877.

Analis market Pasardana.id, Arief Budiman mengungkapkan, aktivitas transaksi pada hari ini berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 13,93 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp10,18 triliun.

Secara sektoral, seluruhnya kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, dengan tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni infrastruktur (2,88 persen), disusul properti (1,84 persen), dan industri dasar (1,43 persen).

Sebanyak 260 saham menguat, 175 saham melemah, dan 119 saham tidak mengalami perubahan harga.

Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada hari ini senilai Rp138,21 miliar.

Adapun saham-saham yang paling banyak diburu investor asing, antara lain : Saham BBRI (Rp93,13 miliar), Saham BMRI (Rp79,32 miliar), Saham ASII (Rp70,73 miliar), Saham UNVR (Rp35,06 miliar) dan Saham POOL (Rp35,02 miliar).

“Penguatan IHSG hari ini dimotori oleh rilis data ekonomi domestik. Siang tadi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,18% YoY pada kuartal terakhir tahun lalu, mengalahkan konsensus pasar yang sebesar 5,12% YoY,” jelas Arief di Jakarta, Rabu (06/2/2019) sore.

Alhasil, tuturnya, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2018 adalah 5,17%, juga berada di atas ekspektasi yang sebesar 5,15%.

“Terlepas dari tekanan terhadap rupiah yang begitu besar sepanjang tahun lalu, laju perekonomian Indonesia ternyata bisa dijaga di level yang relatif tinggi. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2017 tercatat hanya sebesar 5,07%. Sepanjang tahun 2018, rupiah melemah hingga 7,3% melawan dolar AS di pasar spot,” jelasnya lagi.

Ditambahkan, dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang relatif tinggi, ada harapan bahwa momentum tersebut bisa dibawa ke tahun 2019.

“Apalagi sepanjang 2019, laju rupiah terbilang cukup baik. Sejak awal tahun hingga penutupan hari ini, rupiah telah terapresiasi sekitar 3,79% melawan dolar AS di pasar spot,” tandasnya.