Harga SUN Diperdagangan Jumat Lalu Alami Kenaikan Seiring Penguatan Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat, tanggal 1 Februari 2019 mengalami kenaikan seiring dengan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam risetnya yang dirilis Senin (04/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan akhir pekan lalu (01/2) dipengaruhi oleh faktor pergerakan nilai tukar Rupiah yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika.

“Pada awal perdagangan nilai tukar rupiah dibuka dengan kondisi menguat, namun ditengah sesi perdagangan Rupiah sempat melemah sebentar sebelum ditutup kembali dengan menunjukkan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika,” jelas I Made.

Selain itu, lanjutnya, faktor sentimen positif kesepakatan damai perdagangan antara China dan Amerika juga mendorong penguatan harga obligasi negara ditengah The Fed yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di kisaran 2,25% - 2,5% serta akan bersikap sabar (dovish) dalam menentukan kenaikan suku bunga kedepan.

Lebih rinci, dalam risetnya I Made juga menyebutkan, perubahan harga yang terjadi rata-rata sebesar 73 bps yang mendorong perubahan tingkat imbal hasil mengalami penurunan rata-rata sebesar 10 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek 1—4 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 37 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 10 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara yang memiliki tenor antara 5 hingga 7 tahun mengalami perubahan harga rata-rata sebesar 30 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil hingga sebesar 18 bps.

Adapun untuk harga dari Surat Utang Negara dengan jangka waktu panjang, bertenor diatas 7 tahun, didapati kenaikan harga rata-rata sebesar 94 bps yang mengakibatkan terjadinya perubahan imbal hasil hingga mencapai 32 bps.   

Ditambahkan, kenaikan harga yang terjadi juga berdampak terhadap perubahan tingkat imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan, dimana kenaikan harga terbesar terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun yaitu sebesar 280 bps yang mendorong penurunan tingkat imbal hasil sebesar 33 bps.

Selanjutnya, Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan tingkat imbal hasil sebesar 7 bps yang didorong oleh kenaikan harga sebesar 32 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun didapati penurunan tingkat imbal hasil sebesar 11 bps yang disebabkan oleh perubahan harga sebesar 80 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan tingkat imbal hasil sebesar 19 bps ditengah meningkatnya perubahan harga hingga mencapai 182 bps.

Lebih lanjut diungkapkan, dalam sepekan terakhir, pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika terlihat mengalami perubahan yang positif ditengah menguatnya imbal hasil US Treasury.

Adapun imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 3,722% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 18 bps.

Selanjutnya, imbal hasil dari INDO29 terlihat mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6 bps di level 4,074% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 53 bps. 

Sementara itu, untuk INDO44 dan INDO49 didapati perubahan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 1,6 bps di level 4,931% dan 0,14 bps di level 4,841% yang disebabkan oleh pergerakan harga yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 26 bps dan 2,4 bps.