ANALIS MARKET (27/2/2019) : IHSG Diproyeksi Kembali Bergerak Mixed dengan Kecederungan Menguat
Pasardana.id – Riset harian OSO Securities menyebutkan, pada perdagangan kemarin (26/02), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0.24% ke level 6,540.95.
IHSG ditutup candle bullish dengan indikator Stochastic kembali bullish dan MACD histogram ke arah postif dengan volume turun tipis.
Tiga dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam teritori positif, dimana sektor Barang Konsumsi dan Manufaktur memimpin penguatan masing-masing sebesar 1.39% dan 0.76%.
Adapun saham yang menjadi penggerak indeks diantaranya: UNVR, HMSP, GGRM, BBCA, dan UNTR.
Lebih rinci riset mengungkapkan, penguatan pada IHSG terjadi ditengah pergerakan bursa Asia Pasific yang mayoritas ditutup dalam zona merah.
Adapun penguatan tersebut terdorong oleh sentimen positif dari kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China setelah Presiden Donald Trump menyatakan akan menunda kenaikan tarif impor barang asal China, hal tersebut membuat para pelaku pasar optimis perang dagang antara AS dan China akan segera berakhir.
Sedangkan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang berhasil meninggalkan level Rp 14.000 atau terapresiasi sebesar 0,42% ke level 13,992, juga menjadi salah satu sentimen positif indeks pada perdagangan kemarin (26/2). Selain itu, pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 722 miliar.
Sementara itu, indeks utama bursa saham AS ditutup flat pada perdagangan hari Selasa (26/02). Indeks Dow Jones melemah 0.13% serta S&P dan Nasdaq masing-masing turun tipis 0.08% dan 0.07%.
Penurunan pada indeks merupakan koreksi yang wajar mengingat indeks sudah mencatatkan kenaikan yang cukup baik dalam beberapa waktu terakhir ditengah kondisi ekonomi yang belum stabil serta pertemuan antara AS-China yang belum ada kejelasan terkait waktu kesepakatan.
“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami perkirakan IHSG kembali bergerak mixed kecederungan menguat dengan pergerakan di kisaran 6,497-6,581,” sebut analis OSO Securities, dalam riset yang dirilis Rabu (27/2/2019).

