Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Bergerak Naik Seiring Optimisme Pelaku Pasar Akan Terciptanya Kesepakatan Dagang AS-China

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari Rabu, 20 Februari 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak dengan mengalami kenaikan di tengah optimisnya para pelaku pasar akan terciptanya kesepakatan antara Amerika dan China untuk mengakhiri perang dagang.

Dalam riset yang dirilis Kamis (21/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, harga Surat Utang Negara bergerak dengan mengalami kenaikan yang kembali didorong oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana perubahan nilai tukar tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan dengan faktor domestik.

Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp16,92 Triliun dari 41 Seri

Dari faktor domestik, pergerakan harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh prediksi Bank Indonesia yang akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,00% yang akan di rilis pada hari ini.

Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuannya karena kondisi ekonomi Indonesia yang masih stabil dan pasar yang relatif cukup optimis.

Adapun dari faktor eksternal datang dari optimisnya para pelaku pasar akan terciptanya kesepakatan damai perang dagang antara Amerika dan China. Optimisme semakin menguat ketika Amerika dan China tengah merumuskan MoU termasuk komitmen China untuk menjaga stabilitas nilai tukar Yuan China terhadap Dollar Amerika.

“Selain itu, penurunan harga minyak dunia juga memberikan sentimen positif bagi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana penurunan harga minyak dunia akan mempengaruhi impor bahan bakar minyak sehingga membantu neraca perdagangan Februari 2019,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi hingga sebesar 80 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan tingkat imbal hasil rata - rata mengalami penurunan sebesar 3 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 26 bps yang mendorong terjadinya rata-rata penurunan imbal hasil sebesar 3 bps.

Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 14 bps hingga 43 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasil berkisar antara 2 bps hingga 8 bps.

Sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 80 bps sehingga mengalami penurunan imbal hasil hingga sebesar 11 bps.

Sementara itu, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami perubahan yang beragam dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah menurunnya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).

Harga dari INDO24 mengalami koreksi harga sebesar 2,3 bps yang mendorong terjadinya peningkatan tingkat imbal hasil sebesar 0,5 bps di level 3,832%.

Adapun harga dari INDO29 mengalami kenaikan harga sebesar 5,3 bps yang menyebabkan turunya imbal hasil sebesar 0,6 bps di level 4,164%.

Adapun untuk INDO44 dan INDO49 mengalami koreksi harga masing-masing sebesar 0,6 bps dan 7,7 bps yang mendorong kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 0,04 bps di level 4,968% dan 0,5 bps di level 4,897%.