Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin Naik Ditengah Menguatnya Nilai Tukar Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, 18 Februari 2019 kemarin, mengalami kenaikan ditengah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Selasa (19/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin (18/2), didorong oleh faktor eksternal dimana harga surat utang global yang mengalami kenaikan ditengah meningkatnya permintaan instrumen yang lebih aman seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham.

Selain itu, perubahan harga saham juga dipengaruhi oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang mengalami penguatan sepanjang perdagangan kemarin.

“Hanya saja, aktivitas perdagangan kemarin menurun jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yang tercermin pada rendahnya volume perdagangan yang dilaporkan. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melakukan transaksi di pasar sekunder dan melakukan aksi wait and see menjelang diadakannya lelang Surat Berharga Syariah Negara pada hari ini,” jelas I Made.

Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, tidak terjadi perubahan harga seiring dengan liburnya pasar keuangan Amerika dalam rangka hari ulang tahun Washington.

Lebih rinci dijelaskan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi berkisar antara 1 hingga 10 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 1 hingga 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 10 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil rata-rata sebesar 1 bps.

Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 bps hingga 8 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasil hingga sebesar 1,7 bps.

Sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 75 bps sehingga mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 hingga 12 bps.