Imbal Hasil SUN Diperdagangan Jumat Lalu Cenderung Naik Seiring Melemahnya Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat (15/2), perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Senin (18/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan Jumat (15/2) kemarin, masih didorong oleh adanya koreksi harga Surat Utang Negara menjelang liburnya pasar utang Amerika Serikat dan minimnya imbal hasil pergerakan surat utang global.

Pelaku pasar merespon kondisi tersebut dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder, sehingga mendorong terjadinya koreksi harga terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang.

Selain itu, adanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada beberapa hari ini berdampak terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

“Hanya saja, kami melihat koreksi harga pada perdagangan kemarin tidak diikuti oleh volume perdagangan yang besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melakukan transaksi di pasar sekunder,” jelas I Made. 

Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp8,102 Triliun dari 44 Seri

Lebih rinci diungkapkan, perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan akhir pekan (15/2) lalu, mencapai 31 bps dengan rata-rata kenaikan sebesar 4,3 bps. Hal ini didorong oleh turunnya harga Obligasi Negara rata-rata sebesar 36 bps.

Adapun untuk Obligasi Negara seri acuan semua serinya mengalami kenaikan imbal hasil hingga sebesar 5,5 bps yang diakibatkan oleh turunnya harga Obligasi Negara hingga sebesar 47 bps.

Adapun kenaikan imbal hasil terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun sebesar 5,5 bps di level 8,31% yang didorong oleh koreksi harga obligasi sebesar 47 bps dan dilanjutkan pada Surat Utang Negara bertenor 10 tahun yang ditutup dengan mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 5,3 bps dilevel 8,01% yang di akibatkan oleh turunya harga sebesar 37 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 4,1 bps yang disebabkan oleh terjadinya penurunan harga sebesar 39 bps.

Selanjutnya, untuk Surat Utang Negara bertenor 5 tahun mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 2,9 bps yang didorong oleh turunnya harga sebesar 13 bps.

Sementara dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami kenaikan ditengah kenaikan imbal hasil surat utang global.

Adapun imbal hasil dari seri INDO24 dan INDO44 mengalami rata-rata kenaikan sebesar 1,5 bps sehingga didapati masing-masing berada pada level 3,84% dan 4,99% yang didorong oleh penurunan harga masing-masing sebesar 6,8 bps dan 27,8 bps.

Sementara itu, untuk tingkat imbal hasil dari seri INDO29 juga turut mengalami kenaikan sebesar 2,8 bps sehingga berada pada level 4,21% yang diakibatkan oleh turunnya harga sebesar 23 bps.

Adapun untuk seri INDO49 mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 3,2 bps sehingga berada pada level 4,92% yang didorong oleh turunnya harga sebesar 52,6 bps.