Diperdagangan Kamis Kemarin, Harga SUN Meningkat Seiring Penguatan Rupiah
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada akhir bulan Januari 2019, Kamis (31/1), ditutup dengan arah pergerakan yang positif, didorong oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan hasil dari FOMC Meeting yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya.
Dalam riset yang dirilis Jumat (01/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, penguatan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir bulan Januari 2019 masih dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika.
“Menguatnya Rupiah pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Adapun dari faktor internal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2018 cukup kuat, didukung oleh konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah,” jelas I Made.
Selain itu, lanjutnya, investor asing juga membeli 1,04 miliar saham Indonesia pada hari Rabu kemarin. Hal ini merupakan volume pembelian terbesar sejak April 2015.
“Adapun dari faktor eksternal adalah berakhirnya FOMC Meeting yang menetapkan suku bunga acuannya tetap berada pada level 2,25% - 2,50%, sama pada periode sebelumnya,” ujar I Made.
Lebih rinci diungkapkan, menutup perdagangan di bulan Januari 2019, kenaikan harga yang terjadi pada sebagian seri Surat Utang Negara mencapai 125 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 16 bps.
Sementara itu, Surat Utang Negara seri acuan pergerakan harganya juga mengalami kenaikan pada beberapa seri, diantaranya ialah Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun yang mengalami perubahan harga sebesar 59 bps mengakibatkan terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 14 bps di level 7,824%.
Selanjutnya, Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 92 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 13 bps di level 7,997%.
Namun, untuk Surat Utang Negara yang bertenor 15 tahun mengalami penurunan harga yang terbatas sebesar 2 bps yang mendukung terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil yang terbatas dibawah 1 bps pada level 8,476%.
Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan bertenor 20 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 78 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 8 bps yang berada pada level 8,462%.
Sementara itu, harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika mengalami kecenderungan penurunan ditengah harga US Treasury yang bergerak cenderung mengalami koreksi dan membaiknya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global.
Perubahan harga terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika.
Harga INDO24 mengalami kenaikan sebesar 52 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 11 bps.
Sementara itu, untuk INDO29 dan INDO44 mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 110 bps dan 152 bps yang mengakibatkan penurunan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 13,2 bps dan 9,1 bps.
Adapun untuk INDO49 mengalami perubahan harga tertinggi sebesar 166,20 yang mengakibatkan menurunnya tingkat imbal hasil sebesar 10,1 bps.

