Bahana TCW IM Proyeksikan IHSG 6.222 di Akhir Tahun 2019
Pasardana.id - Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi di bawah level 6.000 sebelum akhirnya beranjak kembali di level 6.011,83 pada akhir pekan. Sepekan terakhir, IHSG melemah 1,45%, atau terkoreksi sebesar 3,15% sepanjang November lalu.
Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menuturkan, selama 12 tahun terakhir, IHSG tidak pernah minus setiap bulan Desember.
Salah satu faktor pendorongnya adalah aksi window dressing yang sering dilakukan emiten dan institusi keuangan agar kinerja saham tercatat menawan pada akhir tahun.
“Berdasarkan historikal selama 12 tahun terakhir, IHSG rata-rata tumbuh sekitar 3,5% pada bulan Desember. Jika angka rata-rata ini dijadikan acuan untuk memproyeksikan kenaikan bulan Desember 2019, maka IHSG berpeluang ditutup pada posisi 6.222,” ungkap Budi Hikmat dalam siaran pers Senin (2/12/2019).
Kendati demikian, Budi mengingatkan bahwa IHSG selengkapnya dipengaruhi lima faktor yang diringkas sebagai ELVIS (earning, liquidity, interest rate, valuation dan sentiment).
Berdasarkan kajian urutan yang paling relevan saat ini adalah SILVE mengingat Indonesia belum memiliki mesin ekspor penopang daya beli pengganti komoditas primer yang harganya sedang turun.
Selain faktor internal, pelemahan IHSG pada bulan November dipicu faktor eksternal terutama memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China seusai Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-undang (UU) penegakan demokrasi dan hak asasi manusia di Hong Kong.

