Rugi Selisih Kurs Turun, NIKL Raih Laba Sebesar USD 1,85 Juta di Kuartal III 2019

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) menyebut faktor utama pertumbuhan bisnis perseroan adalah kondisi stabilitas kurs rupiah. Pasalnya, bahan baku produksi masih lebih banyak impor.

Direktur Utama NIKL, Ardhiman Trikaryawan Akanda mengungkapkan, di kuartal III 2019 ini, perseroan mampu mencetak laba sebesar USD 1,85 juta dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya (2018) yang tercatat merugi sebesar USD 3,20 juta.

“Laba ini diraih dari rugi selisih kurs yang turun,” ujarnya, pada paparan publik insidentil di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (18/12).

Meski demikian, lanjut dia, perseroan menargetkan pendapatan dan laba mampu tumbuh 7- 10 persen di tahun 2020 mendatang.

Bottom line dan top line Latinusa diharapkan bisa tumbuh 7 persen hingga 10 persen,” jelasnya.

Ditambahkan, pendapatan neto perseroan sepanjang kuartal III 2019 ini tercatat naik tipis 0,26 persen year on year (yoy) menjadi USD 123,79 juta.

Segmen yang memberikan kontribusi paling besar, berasal dari coil yang tercatat sebesar USD 67,92 juta.

Selain itu, hingga September 2019, perseroan sudah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 40% dari USD 3,3 juta.

Adapun sisa capex yang belum terserap akan dilanjutkan ke tahun depan.

"Katalis positif di tahun depan adalah stabilitas ekonomi dan segmen yang akan disasar lebih banyak ke sektor consumer goods atau berkaitan dengan industri makanan," ungkap Ardhiman.