Pelemahan Rupiah Dorong Perubahan Harga SUN Bergerak Terbatas Diperdagangan Rabu Kemarin
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, tanggal 30 Januari 2019 kemarin, bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi, ditengah pelemahan nilai tukar Rupiah jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting).
Dalam riset yang dirilis Kamis (31/1/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, salah satu faktor penyebab dari perubahan harga Surat Utang Negara tersebut adalah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
“Perubahan tingkat imbal hasil yang terbatas pada perdagangan kemarin juga turut dipengaruhi oleh investor yang masih mencermati hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika serta dimulainya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia,” sebut I Made.
Adapun volume perdagangan pada perdagangan Surat Utang kemarin (30/1), tergolong masih cukup besar, yang mencapai Rp21,97 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp21,97 Triliun dari 36 Seri
“Meskipun, secara nominal menurun bila dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, namun hal ini dapat terindikasi bahwa para pelaku pasar masih optimis terhadap kondisi pasar saat ini,” jelas I Made.
Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan hari Rabu, tanggal 30 Januari 2019 kemarin, tingkat perubahan harga SUN yang terjadi hingga sebesar 45 bps, sehingga berdampak terhadap perubahan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 8 bps.
Sementara itu, dari Obligasi Negara seri acuan, perubahan harga yang terjadi relatif terbatas yaitu kurang dari 5 bps sehingga berdampak kepada tingkat imbal hasil yang juga tidak banyak mengalami perubahan, sebesar kurang dari 1 bps.
Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami perubahan harga sebesar 1 bps mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil yang terbatas, kurang dari 1 bps di level 7,964% dan Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 0,5 bps di level 8,130% yang didorong oleh adanya penurunan harga sebesar 3 bps.
Untuk yang bertenor 15 tahun, perubahan kenaikan harga sebesar 5 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hanya sebesar 0,6 bps.
Adapun untuk Obligasi Negara bertenor 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 0,2 bps di level 8,543 yang didorong oleh perubahan harga yang terkoreksi sebesar 2 bps.
Disisi lain, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika mengalami kecenderungan penurunan ditengah tingkat harga US Treasury yang bergerak cenderung mengalami kenaikan dan membaiknya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global.
Perubahan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika.
Imbal hasil INDO24 mengalami penurunan terbesar sebesar 4,6 bps di level 3,877% yang didorong terjadinya penurunan harga sebesar 22 bps.
Sementara itu, untuk INDO29 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 4,281% yang disebabkan penurunan harga sebesar 25 bps.
Adapun untuk INDO44 juga mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2,5 bps di level 5,038% yang didorong oleh penurunan harga sebesar 40 bps.
Sementara itu, untuk INDO49 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3,6 bps di level 4,945% yang disebabkan penurunan harga sebesar 58,5 bps.

