Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Bergerak Bervariasi, Pelaku Pasar Masih Wait and See

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian MNC Securities menyebutkan, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, 24 Januari 2019 kemarin, bergerak bervariasi ditengah pelaku pasar yang mengantisipasi lelang penjualan Surat Utang Negara dan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting).

Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, berlanjutnya penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder.

Selain faktor penguatan Rupiah, penurunan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di bawah level 3,00% turut berdampak positif bagi pasar surat utang di dalam negeri.

“Hanya saja kenaikan harga Surat Utang Negara mulai terlihat terbatas terutama pada seri - seri acuan dikarenakan para pelaku pasar masih akan mencermati disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang akan disampaikan pada pekan depan,” jelasnya dalam riset yang dirilis Jumat (25/1/2019).

Selain itu, lanjutnya, para pelaku pasar juga masih mengantisipasi dengan adanya rencana lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 Januari 2019.

“Dengan kondisi tersebut, para pelaku pasar lebih memilih untuk melakukan aksi wait and see terlebih dahulu,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, tingkat imbal hasil pada perdagangan hari Kamis, tanggal 24 Januari 2019 kemarin mengalami perubahan hingga 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang mencapai 15 bps.

Adapun untuk Surat Berharga Negara seri acuan kenaikan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri hingga sebesar 2 bps. 

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 1,4 bps yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 1,7 bps.

Sedangkan kenaikan harga dengan rata-rata berkisar 1,9 bps telah mendorong penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah hingga mencapai 0,3 bps.

Sementara itu, harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami perubahan harga yang bervariasi dengan perubahan hingga sebesar 195 bps yang mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 21 bps.

Sedangkan dari Surat Utang Negara seri acuan, perubahan harga yang terjadi juga bervariasi, dimana untuk tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps yang mendorong penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,5 bps di level 7,954% dan untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan harga sebesar 15 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 2 bps di level 8,081%.

Sementara itu, pada seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun tidak banyak mengalami perubahan harga dan imbal hasil.

Sementara itu, pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika masih menunjukkan tren kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury dan terus membaiknya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global.

Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika.

Harga INDO24 mengalami kenaikan sebesar 28,60 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 6,07 bps di level 3,898%.

Sementara itu, INDO29 mengalami kenaikan harga sebesar 42,70 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasil sebesar 5,17 bps di level 4,287%.

Adapun untuk INDO44 mengalami kenaikan harga sebesar 41,60 bps sehingga tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 2,53 bps di level 5,054%.