Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp11,46 Triliun dari 38 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (06/9), tercatat senilai Rp11,46 triliun dari 38 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,94 triliun.
Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Pemerintah seri VR0031 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yakni senilai Rp1,39 triliun dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,29 triliun dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 89,29%.
Sedangkan dari perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS015 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp210 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 90,62% dan diikuti oleh perdagangan PBS013 senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,16%.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagngan yang dilaporkan senilai Rp1,14 triliun dari 45 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri B (ISAT01BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,61% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sinar Mas Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri A (SMMF01ACN1) senilai Rp140 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 98,74%.
Adapun dari perdagangan surat utang global, arah pergerakan imbal hasilnya pada perdagangan kemarin juga bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan, dimana imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,877% dan tenor 30 tahun ditutup turun di level 3,054%.
Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) ditutup turun masing - masing di level 0,353% dan 1,416%.
Adapun imbal hasil surat utang Indiaditutup dengan kenaikan terbatas di level 8,042% begitu pula imbal hasil surat utang Malaysia yang ditutup naik di level 4,186% dan surat utang China di level 3,625%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14893,00 mengalami penguatan sebesar 45,00 pts (0,30%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya.
Bergerak mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14875,00 hingga 14905,00 per Dollar Amerika, nilai tukar rupiah memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika.
“Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut sebagai respon atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” jelas I Made kepada Pasardana.id di Jakarta, Jumat (07/9/2018).
Selain Rupiah, mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika adalah Yen Jepang (JPY) sebesar 0,20% dan Baht Thailand (THB) sebesar 0,09%.
Sementara itu, mata uang Peso Philippina (PHP) terlihat mengalami pelemahan sebesar 0,44% terhadap Dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,24% dan Rupee India (INR) sebesar 0,17%.
Di kelompok negara - negara berkembang, mata uang Rand Afrika Selatan (ZAR) memimpin penguatan terhadap Dollar Amerika sebesar 0,46%.

