Pelemahan Rupiah Masih Jadi Katalis Kenaikan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Selasa Kemarin
Pasardana.id - Pelemahan nilai tukar rupiah masih menjadi faktor pendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Selasa, 4 September 2018 kemarin.
Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin (04/9), berkisar antara 3 hingga 45 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 14 bps, dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 40 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 95 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 45 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 200 bps.
Sedangkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami kenaikan hingga sebesar 40 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 350 bps.
“Berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara di pasar sekunder di tengah terkendalinya laju inflasi di bulan Agustus 2018,” ujar I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (05/9/2018).
Asal tahu saja, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin mengalami pelemahan terbesar dibandingkan dengan mata uang regional yang juga bergerak melemah terhadap Dollar Amerika, yaitu mengalami pelemahan sebesar 120 pts (0,81%) pada level 14935,00 per Dollar Amerika.
Menurut I Made, kekhawatiran investor terhadap potensi berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah, mendorong investor untuk melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder.
Adapun dari pelaksanaan lelang Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp4,80 triliun dari jumlah penawaran yang masuk senilai Rp10,48 triliun.
Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (04/9), imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 9 bps masing - masing di level 8,34% dan 8,90%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 8 bps masing - masing di level 8,14% dan 8,51%.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan juga terlihat mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global.
Kenaikan imbal hasil yang terjadi cukup besar, dimana untuk imbal hasil INDO22 mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 3,90% setelah mengalami koreksi sebesar 23 bps. Sementara itu imbal hasi dari INDO24 terlihat mengalami kenaikan sebesar 13 bps di level 4,29% setelah mengalami koreksi harga sebesar 68 bps.

