ANALIS MARKET (27/9/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan potensi melemah terbatas.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, pelemahan ini datang dari The Fed yang telah memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunganya semalam (26/9).
Dalam pernyataannya, Jerome Powell selaku Direktur The Fed mengungkapkan bahwa ini moment yang sangat baik. Tingkat pengangguran sebesar 3.9% turun dari 4.5%. Serta inflasi yang terjaga stabil di 2% merupakan sesuatu yang baik bagi perekonomian saat ini. Secara rencana jangka panjang, The Fed kemarin juga menunjukkan titik-titik rencana mereka mengenai kenaikkan tingkat suku bunga The Fed yang direncanakan akan mengalami kenaikkan hingga 2021 dengan titik puncak sebesar 3.25%.
Powell juga menambahkan bahwa semua ini akan direncanakan dengan sebaik mungkin.
“Tentu hal ini menjadi sesuatu yang baik bagi kita sebagai Emerging Market karena bisa mendapatkan gambaran secara utuh rencana kenaikkan tingkat suku bunga The Fed di masa yang akan datang sehingga kita bisa menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya,” jelas Nico dalam laporan riset yang dirilis Kamis (27/9/2018).
Nico menambahkan, fokus berikutnya adalah menanti reaksi dari Bank Indonesia yang akan mengadakan RDGI pada hari ini, yang menurut kami berpotensi untuk menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps. Akan menjadi kejutan apabila menaikkan 50 bps. Sehingga kami merekomendasikan hold hari ini.
“Hasil pertemuan Bank Indonesia hari ini akan menjadi arah bagi pasar obligasi selanjutnya. Gambarannya secara jangka panjang sudah terlihat jelas secara fundamental dan teknikal analisa, hanya tinggal diisi dengan pergerakan dalam jangka pendek,” jelas Nico.
Sebelumnya, diperdagangan obligasi kemarin (26/9), total transaksi meningkat, namun total frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah tengah penantian akan pengumuman keputusan The Fed kemarin.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi < 1 tahun, diikuti dengan 3 – 5 tahun dan 1 – 3 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.
“Pasar obligasi kemarin masih terlihat wait and see, tidak begitu banyak pergerakan harga dipasar, sehingga pasar obligasi tidak terlalu volatile kemarin,” tandas Nico.

