Penguatan Rupiah Dukung Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Jumat Lalu
Pasardana.id - Pada perdagangan di akhir pekan, Jum'at 21 September 2018 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) masih melanjutkan tren kenaikan yang kembali didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah yang ditutup menguat sebesar 32,50 pts (0,22%) di level 14816,50 per Dollar Amerika.
Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 70 bps pada perdagangan di akhir pekan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang berkisar antara 2 - 13 bps.
“Rata - rata penurunan imbal hasil yang terjadi sebesar 5 bps dimana imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan yang berkisar antara 8 - 13 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps,” ungkap I Made dalam laporan riset yang dirilis Senin (24/9/2018).
Sementara itu, lanjutnya, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami penurunan imbal hasil berkisar antara 5 - 9 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga berkisar antara 20 - 30 bps.
Sedangkan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami penurunan imbal hasil hingga sebesar 8 bps dengan adanya kenaikan harga yang terjadi hingga sebesar 70 bps.
“Dengan adanya kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, imbal hasil Surat Utang Negara dalam sepekan mengalami rata - rata mengalami penurunan sebesar 19 bps dengan penurunan imbal hasil yang berkisar antara 5 - 50 bps,” ujar I Made.
Dijelaskan, kenaikan harga Surat Utang Negara dalam sepekan terakhir didukung oleh faktor relatif stabilnya pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika bahkan mengalami penguatan dalam beberapa hari perdagangan terakhir.
“Seiring dengan relatif stabilnya niali tukar tersebut, investor asing kembali terlihat melakukan akumulasi pembelian instrumen pasar modal di Indonesia, baik di pasar saham maupun di pasar Surat Berharga Negara,” imbuh I Made.
Ditambahkan, dengan adanya kenaikan harga yang terjadi di akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 9 bps di level 8,04% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 8 bps di level 8,10%. Adapun untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun juga mengalami penurunan imbal hasil masing - masing di level 8,43% dan 8,55%.
Sementara itu, penurunan imbal hasil juga didapati pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika di tengah kondisi imbal hasil dari US Treasury yang justru mengalami kenaikan.
Penurunan imbal hasil dari Surat Utang Negara tersebut didukung oleh membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS). Imbal hasil dari INDO23 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,088% yang didukung oleh kenaikan harga sebesar 13 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO28 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,465% dengan didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 35 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO43 mengalami penurunan sebesar 6 bps di level 5,05% setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar 85 bps.

