Bursa Asia Alami Kemerosotan
Pasardana.id - Bursa saham Asia mengalami kemerosotan pada Senin (5/2/2018) mengikuti pelemahan Wall Street pekan lalu yang dipicu lonjakan imbal hasil obligasi 10 tahun Amerika Serikat. Lonjakan tersebut disebabkan data nonfarm payroll employment menunjukkan peningkatan tajam tingkat upah di Negeri Paman Sam yang berpotensi memicu inflasi.
Seperti dilansir Reuters, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terjun bebas 2 persen hari ini. Penurunan yang terjadi merupakan yang tercuram sejak akhir 2016 lalu.
Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, anjlok 592,45 poin, atau sekitar 2,55 persen, menjadi 22.682,08. Penurunan yang terjadi merupakan penurunan harian tercuram sejak 9 November 2016 saat Donald Trump memenangi pemilihan Presiden Amerika Serikat. Indeks volatilitas Nikkei meningkat ke angka 20,45 yang merupakan angka tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Sekitar 93 persen dari keseluruhan saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Tokyo merosot hari ini, hanya 5 persen yang menguat. Termasuk yang menguat adalah saham Sony Corporation dan Honda Motor Company yang masing-masing menguat 1,51 persen dan 2,08 persen dipicu laporan laba yang memuaskan.
Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, mengalami penurunan tajam 33,64 poin, atau sekitar 1,33 persen, menjadi 2.491,75 dipicu penjualan yang dilakukan investor asing. Saham SK Hynix anjlok 2,77 persen dan saham Naver tergelincir 2,87 persen. Di sektor otomotif, saham Hyundai Motor Company dan Kia Motors Corporation masing-masing melorot 2,15 persen dan 0,85 persen.
Namun saham Samsung Electronics Co meningkat 0,46 persen setelah pengadilan setempat menangguhkan hukuman penjara bagi Lee Jae-Yong yang merupakan anak dari Lee Kun-Hee, pimpinan Samsung Group.
Indeks Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok, naik 25,42 poin, atau sekitar 0,73 persen, menjadi 3.487,50. Indeks Hang Seng di Bursa Efek Hong Kong merosot 356,56 poin, atau sekitar 1,09 persen, menjadi 32.245,22.
Indeks S&P/ASX 200 di Bursa Australia anjlok 95,20 poin, atau sekitar 1,56 persen, menjadi 6.026,20. Bursa saham di Asia Tenggara juga diwarnai dengan pelemahan yang signifikan, termasuk pula di Indonesia.
Dalam pasar mata uang, nilai tukar dolar AS terhadap yen Jepang melemah 0,25 persen menjadi 109,925 yen per dolar AS. Sedangkan terhadap won Korsel menguat 0,81 persen menjadi 1.088,5 won per dolar AS.

