ANALIS MARKET (19/9/2018) : Sentimen Negatif dari Ekternal Masih Dominan, Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.

Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, keterbatasan ini datang dari masih cukup banyaknya sentimen negatif dari eksternal.

Dalam waktu dekat, tepatnya 24 September 2018, Amerika akan mulai memberikan kenaikkan tarif sebesar 10% yang akan dilanjutkan menjadi 25% pada 2019.

Di lain sisi, China bersiap membalas kenaikkan tarif tersebut sebesar US$ 60 miliar, kebijakan ini juga akan berlaku pada waktu yang sama. Hal ini akan mendorong perang dagang yang tidak berkesudahan.

“Perubahan kurs dalam asumsi makro APBN dari sebelumnya 14.400 menjadi 14.500 menjadi realitas yang cukup baik bagi Pemerintah, namun disisi yang lain kami menilai bahwa apakah Pemerintah tidak cukup yakin dalam menjaga nilai Rupiah? Kami merekomendasikan hold hingga masih berpotensi beli. Kehati hatian merupakan hal yang terpenting saat ini. Semua sentimen bisa saja menjadi penggerak pasar,” terang Nico dalam laporan riset yang dirilis Rabu (19/9/2018).

Sebelumnya, diperdagangan Selasa (18/9), total transaksi mengalami penurunan, namun total frekuensi naik dibandingkan hari sebelumnya ditengah-tengah volatilitasnya pasar obligasi kemarin. 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi <1 tahun, diikuti dengan 7 – 10 tahun dan 3 – 5 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 25 tahun.

“Pasar obligasi kemarin sempat mengalami pelemahan, yang didukung oleh melemahnya Rupiah kemarin. Namun demikian, Bank Indonesia kembali melakukan intervensi khususnya kepada Rupiah sehingga ditutup menguat. Tapi yang menjadi perhatian adalah spread antara imbal hasil UST 10 tahun dengan Obligasi Pemerintah 10 tahun saat ini sudah semakin lebar,” tandas Nico.