Pergerakan Rupiah Jadi Katalis Penurunan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Jumat Lalu

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Jelang disampaikannya data cadangan devisa, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 7 September 2018 lalu, bergerak bervariasi.

Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan arah tingkat imbal cukup bervariasi dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps.

Lebih rinci disebutkan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan hingga sebesar 18 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 10 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 60 ps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 5 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 65 bps.

“Kecenderungan penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang relatif stabil di awal perdagangan dan terus menunjukkan penguatan hingga berakhirnya sesi perdagangan. Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah tersebut mendorong investor untuk melakukan akumulasi terhadap Surat Utang Negara setelah mengalami koreksi harga yang cukup besar di awal pekan,” terang I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup menguat sebesar 73,00 pts (0,49%) pada level 14820,00 per Dollar Amerika. Bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan sejak awal perdagangan, nilai tukar rupiah pada akhir pekan bergerak pada kisaran 14820,00 hingga 14907,00 per Dollar Amerika. 

Selain itu, lanjutnya, membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS), turut menjadi katalis positif pada perdagangan di akhir pekan.

Namun demikian, akumulasi pembelian oleh investor pada perdagangan tersebut tidak didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, dikarenakan investor masih menantikan data cadangan devisa yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia. Selain itu terbatasnya akumulasi oleh investor juga dipengaruhi oleh rencana lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 12 September 2018.

Secara keseluruhan, jelas I Made, pada perdagangan di akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami penurunan sebesar 7 bps dan 8 bps masing - masing di level 8,33% dan 8,42%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 5 bps dan 4 bps dengan tingkat imbal hasil masing - masing sebesar 8,60% dan 9,05%.

Namun demikian, dalam sepekan terakhir, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara rata - rata mengalami kenaikan sebesar 50 bps setelah mengalami koreksi harga yang cukup besar di awal pekan seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya juga cenderung mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global serta membaiknya persepsi risiko, dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.

Imbal hasil dari INDO23 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,078% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil dari INDO28 dan INDO43 mengalami penurunan  sebesar 1 bps, masing - maisng di level 4,523% dan 5,078% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan 15 bps.