ANALIS MARKET (14/8/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, pelemahan harga yang terjadi kemarin (13/8), boleh dibilang merupakan pembuka jalan bagi pasar obligasi untuk menentukan arah yang sebelumnya flat dalam rentang waktu 2 minggu terakhir.

Secara teknikal, jelas Nico, obligasi berdurasi 10 tahun dan 20 tahun sudah memecahkan titik support terendahnya, sehingga memperbesar peluang untuk mengalami pelemahan lebih lanjut.

“Khususnya obligasi berdurasi 20 tahun atau Fr 75, ini merupakan titik terendah sejak pertama kali obligasi diluncurkan,” ujar dia kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Ditambahkan, fokus berikutnya adalah memperhatikan arah pasar hari ini, apakah Turki masih memberikan dampak yang cukup besar kepada pasar modal dalam negeri.

“Apabila titik terendah ini terus berlanjut, jual merupakan pilihan yang baik sembari bersiap membeli di harga terendah,” jelas Nico.

Lebih lanjut diungkapkan, gejolak yang terjadi di Turki akan menyebabkan para pelaku pasar dan investor untuk mengurangi aset beresiko khususnya di Negara berkembang dan memindahkannya ke aset yang lebih aman. Apabila Turki belum mengambil kebijakan khususnya menaikkan tingkat suku bunganya saat ini, hal ini tidak akan mengubah keadaan dalam beberapa waktu kedepannya.

“Dengan tingginya imbal hasil obligasi saat ini memberikan yield yang semakin menarik, dengan valuasi harga yang lebih murah. Bersiap membeli merupakan opsi yang baik untuk saat ini,” tutur Nico.

Sementara itu, diperdagangan kemarin (13/8), total transaksi dan frekuensi meningkat dibandingkan hari sebelumnya ditengah tengah badai Turki yang terjadi kemarin. 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi <1 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun, dan 3 – 5 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 25 tahun.

“Pasar obligasi kemarin terlihat terseret arus kenaikkan imbal hasil global khususnya Negara Emerging Market. Didukung oleh pelemahan Rupiah yang mencapai 14.625, ini merupakan pelemahan terparah sejak September 2015. Meskipun sempat terseret, Bank Indonesia cukup baik dalam menangani ini dengan melakukan intervensi dan lelang forex swap kemarin,” jelas Nico.