Volume Perdagangan SUN Selasa Kemarin Sebesar Rp17,48 Triliun dari 42 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Selasa (21/3/2017) kemarin, tercatat senilai Rp17,48 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,24 triliun.

“Masih tingginya volume perdagangan yang dilaporkan mengindikasikan bahwa investor cukup aktif melakukan perdagangan di pasar sekunder," ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Dijelaskan, Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,37 triliun dari 65 kali transaksi di harga rata - rata 105,01% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS08092017 senilai Rp1,56 triliun dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 97,55%.

Adapun Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan, sebanyak 171 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp1,15 triliun dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0072 sebanyak 141 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp862,38 miliar.

Dari perdagangan obligasi korporasi, lanjut I Made, volume perdagangan yang dilaporkan tercatat senilai Rp300,92 miliar dari 20 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

“Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 (PNBN04SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp44 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,48% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2017 Seri B (TAFS02BCN2) senilai Rp42 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,58%," paparnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan pelemahan terbatas sebesar 5,00 pts (0,03%) di level 13319,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13293,00 hingga 13326,00 per dollar Amerika dimana pelemahan tersebut merupakan pelamahan pertama dalam lima hari terakhir.

Menurut I Made, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

“Mata uang Dollar Taiwan (TWD) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY), sementara itu mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW)," tandasnya.