MARKET REVIEW, Selasa (06/12/2016)
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (06/12/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor baik dari eksternal maupun domestik, yang diperkirakan dapat mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Selasa (06/12/2016).
Berikut ini market review yang dimaksud;
Wall Street Review
Bursa Wall Street ditutup menguat, dimana Dow Jones tercatat +0.24% pada level 19,216.24, S&P 500 tercatat menguat +0.58% pada level 2,204.71 dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +1.01% pada level 5,308.89. EIDO mengalami penguatan sebesar +1.00% pada level 24.14.
Penguatan Bursa Wall Street kembali terjadi dan Dow Jones meraih rekor tertinggi seiring penguatan Bursa Eropa, dimana pada faktanya kekhawatiran akan politik Italia tidak terimbas pada pasar keuangan. Seperti halnya Brexit dan terpilihnya Donald Trump yang pada awalnya diperkirakan akan berimbas negatif pada pasar keuangan, namun hal tersebut membuat Indeks Wall Street meraih rekor tertinggi.
Sedangkan dari Amerika sendiri, masih hangat sentiment perbaikan data tenaga kerja, sehingga kepastian kenaikan suku bunga The Fed relatif tinggi, dimana menurut alat FedWatch CME Group, ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada Desember mencapai 94,9 %.
Adapun mengenai pengumuman suku bunga The Fed akan dijadwalkan pada tanggal 14 - 15 Desember 2016.
Sementara itu, Dollar Spot Index menurut data Bloomberg mengalami pelemahan sebesar -0.67% pada level 100.090.
Komoditi
Harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi setelah menguat signifikan pasca kesepakatan pengurangan output produksi oleh OPEC, minyak WTI tercatat melemah sebesar -0.97% pada level 51.29 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +0.88% pada level 54.94 USD/barel.
Harga Emas mengalami penguatan tipis +0.15% pada level 1,172.15, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 tercatat melemah tipis sebesar -0.06% pada level 82.15 USD/metric tonnes.
Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penguatan signifikan sebesar +1.92% pada level 3,135 RM/metric tonnes. Harga tembaga mengalami penguatan signifikan sebesar +2.59% pada level 269.3 USD/lb.
Harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi dan cenderung mengalami pelemahan setelah bergerak menguat 1.4% ke level tertinggi dalam 16 bulan, hal tersebut disebabkan Karena OPEC berencana untuk bertemu negara non-OPEC dalam membahas pemotongan output produksi tambahan.
Sedangkan kenaikan harga tembaga secara signifikan masih dipengaruhi oleh sentiment positif kebijakan fiskal Donald Trump dalam memacu pembangunan infrastruktur Amerika Serikat sehingga mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Eropa dan Jepang
Dari Eropa, Hasil Referendum Italia yang menolak diadakannya reformasi konstitusi oleh Perdana Menteri Matteo Renzi, dan berhentinya Perdana Menteri Matteo Renzi dari jabatannya hanya berdampak sementara pada Bursa Eropa.
Indeks Stoxx Europe 600 kembali mengalami kenaikan sebesar 0.6% dan emerging-market equities mengalami kenaikan 0.4%.
Disisi lain data penjualan ritel Eropa untuk bulan Oktober juga mengalami perbaikan, dimana secara bulanan tumbuh 1.1% MoM, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.4% MoM dan secara tahunan tumbuh 2.4% YoY, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1% YoY.
Sedangkan dari Jepang, Indeks kepercayaan konsumen pada bulan November mengalami penurunan pada level 40.9, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 42.3.
Indonesia Market
Pada perdagangan 5 Desember 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mengalami penguatan +22.352 poin atau +0.426% pada level 5,268.308.
Penguatan IHSG tidak terpengaruh oleh gejolak politik Italia, mengingat porsi hubungan ekonomi terhadap Italia relatif kecil bagi Indonesia, selain itu kondisi ekonomi dan politik dalam negeri juga cukup terkendali setelah aksi 212 berjalan damai.
Tetapi investor asing masih melakukan net sell cukup tinggi sebesar 782.8 Milyar Karena antisipasi kenaikan suku bunga The Fed pada pertengahan Desember ini. Sedangkan untuk Obligasi Pemerintah tercatat mengalami penguatan sebesar +0.0835% pada level 111.6057 dengan Effective Yield saat ini sebesar 8.0327%.
Walaupun IHSG terus mengalami rebound sejak penurunan yang cukup dalam pada bulan November, namun Investor harus tetap mewaspadai arus dana keluar Investor Asing yang terus menerus terjadi dalam jumlah besar. Masih ada potensi risiko dan kami memperkirakan trigger risiko itu akan terjadi pada saaat pengumuman suku bunga The Fed nanti.
Setelah koreksi pasca The Fed terjadi, IHSG diperkirakan akan bullish kembali dipengaruhi oleh sentiment window dressing dan January effect.
Apabila skenario diatas benar terjadi maka hal yang perlu dilakukan investor sepanjang bulan Desember ini adalah focus mengakumulasi Instrument Saham, Obligasi dan Reksadana dengan pola Buy On Weakness serta tetap memperhatikan risiko yang ada, mengingat kondisi perekonomian dan kondisi politik Indonesia masih relatif baik dan bertumbuh hingga akhir tahun 2016 ini.
Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ini diperkirakan akan mengalami penguatan pada range harga 5,230 - 5,325.

