Penjualan Turun, Laba Semen Indonesia Merosot 18% pada 2015
Pasardana.id - Seretnya pembangunan infrastruktur di dalam negeri akibat perlambatan ekonomi turut mengganjal pertumbuhan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tahun 2015. Selain itu, permintaan semen di dalam negeri yang cenderung turun seiring lesunya bisnis properti tahun lalu ikut menghambat pertumbuhan keuangan emiten semen BUMN tersebut.
Kenyataan ini juga diperburuk oleh merosotnya nilai rupah terhadap dolar Amerika Serikat, tingginya suku bunga, dan inflasi pada tahun 2015 silam.
Akumulasi dari berbagai sentiment negative tersebut menyulut penurunan penjualan dan laba SMGR tahun lalu. Menurut laporan keuangan 2015 yang diumumkan, Kamis (21/4), laba SMGR sebesar Rp4,52 triliun (Rp762 per saham) pada 2015, turun 18,7% dari Rp5,56 triliun (Rp937 per saham) pada 2014.
Penurunan laba tersebut, disebabkan antara lain oleh penjualan SMGR yang turun 0,14% menjadi Rp26,948 triliun dari Rp26,987 triliun pada tahun 2014. Seiring penjualan, laba kotor SMGR juga turun sebesar 8% menjadi Rp10,646 triliun pada tahun 2015, dari Rp11,579 triliun pada 2014. Adapun laba usaha emiten semen milik negara tersebut turun 16,7% menjadi Rp5,945 triliun dari Rp7,142 triliun.
Kemerosotan laba juga menyebabkan, margin profitabilitas SMGR pada 2015 secara umum mengalami penurunan. Marjin laba kotor, misalnya, tercatat 39,5%, turun dari 42,9% pada 2014. Berikut margin laba usaha turun dari 26,5% menjadi 22,1%, dan margin EBITDA turun jadi 27,6% dari 30,7%.
Pada 2015, volume penjualan SMGR naik tipis 0,7% dari 28,5 juta ton menjadi 28,7 juta ton. Demikian pula halnya dengan volume produksi SMGR naik 0,71%, dari 28,3 juta ton menjadi 28,5 juta ton. Meski demikian, kenaikan volume penjualan dan produksi tersebut belum berhasil mendongkrak penjualan SMGR lebih besar. Ini lantaran beban operasional perseroan yag meningkat pada tahun lalu.
Pelaku pasar berharap, kondisi ekonomi Indonesia yang membaik dengan ditandai menguatnya rupiah atas dolar Amerika Serikat, penurunan suku bunga BI rate, dan membaiknya daya beli masyarakat dapat mendorong pertumbuhan penjualan maupun laba SMGR, setidaknya hingga akhir tahun ini nanti. Itu berarti, saham SMGR di BEI akan kembali bergairah dengan kenaikan harga yang signifikan.
Pemodal optimis, maraknya pembangunan infrastruktur dan properti di dalam negeri tahun ini akan berimbas positif terhadap kinerja penjualan maupun laba serta pergerakan harga saham SMGR di BEI tahun ini. (*)

