Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp14,75 Triliun dari 48 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (06/12), tercatat senilai Rp14,75 triliun dari 48 seri Surat Berharga negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp4,31 triliun.

Dalam riset yang dirilis Jumat (07/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,005 triliun dari 46 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp2,308 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 91,47%.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS017 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp165,00 miliar dari 14 kali transaksi dengan harga rata - rata 88,50% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR010 senilai Rp161,51 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 96,07%.

Ditambahkan, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp788,40 miliar dari 39 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (BIIF02ACN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp152,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,30% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap IV Tahun 2018 Seri C (WOMF02CCN4) senilai Rp54,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 99,93%.

Adapun Sukuk Wakalah Medco Power Indonesia I Tahun 2018 Seri A (SWMEDP01A) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp34,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,87%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 117,50 pts (0,82%) di level 14520,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14482,50 hingga 14570,00 per Dollar Amerika.

Dengan pelemahan tersebut, mata uang Rupiah memimpin pelemahan mata uang regioanl terhadap Dollar Amerika.

Setelah Rupiah, pelemahan terbesar didapati pada Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,59% yang diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,48%. Mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin adalah Yen jepang (JPY) sebesar 0,49%.

Disisi lain, imbal hasil surat utang global  pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham global.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan penurunan, masing - masing di level 2,83% dan 3,13% di tengah investor yang memburu aset yang lebih aman (safe haven asset) seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham.

Imbal hasil dari surat utang Inggris dan Jerman pada perdagangan kemarin juga ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 1,23% dan 0,24% ditengah pasar saham kawasan Eropa yang mengalami penurunan sebesar 3,15% (FTSE) dan 3,48% (DAX).

Imbal hasil surat utang Jepang juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,067%.