Pelemahan Rupiah Berlanjut, Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Kembali Naik

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, 6 Desember 2018 kemarin, kembali mengalami kenaikan, di tengah masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Jumat (07/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, berlanjutnya tren kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada pekan ini, didorong oleh faktor pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, ditengah kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi global yang diperkirakan akan mengalami perlambatan di tahun 2019.

“Pelemahan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin juga mendorong Bank Indonesia untuk melakukan intervensi baik di pasar valas maupun di pasar Surat Berharga Negara,” jelas I Made.

Ditambahkan, penurunan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin (06/12), diikuti oleh meningkatnya volume perdagangan, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup khawatir koreksi harga Surat Utang Negara yang disebabkan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah.

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp14,75 Triliun dari 48 Seri

Lebih rinci diungkapkan, kenaikan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan kenaikan hingga sebesar 11 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 5 bps.

Surat Utang Negara bertenor pendek mengalami kenaikan imbal hasil hingga sebesar 7 bps setelah mengalami penurunan harga hingga sebesar 15 bps.

Sementara itu, kenaikan imbal hasil hingga sebesar 11 bps didapati pada Surat Utang Negara bertenor menengah didorong oleh adanya penurunan harga yang berkisar antara 40 bps hingga 50 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara bertenor panjang mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps setelah mengalami penurunan harga hingga sebesar 70 bps.

Ditambahkan, Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan juga mengalami kenaikan yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 68 bps, dimana pada seri acuan bertenor 5 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 11 bps di level 7,922% dan kenaikan imbal hasil sebesar 7,5 bps didapati pada seri acuan dengan tenor 20 tahun di level 8,326%.

Sementara itu, imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing mengalami kenaikan sebesar 6 bps dan 5 bps di level 7,928% dan 8,153%.

Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury.

Hanya saja, lanjut I Made, kenaikan harga yang terjadi cenderung terbatas dikarenakan meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS) seiring dengan gejolak yang terjadi di pasar keuangan global.

Kenaikan harga pada perdagangan kemarin, telah mendorong penurunan imbal hasil INDO28 di level 4,695% dan INDO43 di level 5,320%. Adapun imbal hasil dari INDO23 relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 4,265%.