Pelemahan Rupiah Dukung Terjadinya Koreksi Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pelemahan nilai tukar Rupiah mendukung terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 5 Desember 2018 kemarin.

Demikian diungkapkan analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam laporan riset yang dirilis Kamis (06/12/2018).

“Selain faktor melemahnya nilai tukar Rupiah, koreksi yang terjadi pada pasar Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (05/12) juga dipengaruhi oleh faktor teknikal dimana harga Surat Utang negara yang sebagian besar berada pada area jenuh beli (overbought) setelah mengalami tren kenaikan harga sejak awal bulan November 2018,” ujar I Made.

Dijelaskan, kombinasi dari kedua faktor tersebut mendorong penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.

“Hanya saja, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga menjadi momentum bagi pelaku pasar yang ingin menempatkan dananya di instrumen Surat Berharga Negara untuk melakukan pembelian secara bertahap,” imbuhnya.

“Aktivitas perdagangan juga cukup ramai yang tercermin pada tingginya volume perdagangan yang dilaporkan,” sambung I Made.

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp10,87 Triliun dari 41 Seri

Lebih rinci diungkapkan, penurunan harga yang terjadi berkisar antara 3 bps hingga 75 bps yang berdampak  terhadap kenaikan imbal hasilnya hingga sebesar 11 bps dengan rata - rata kenaikan imbal hasil sebesar 4 bps. Harga dari Surat Utang Negara bertenor pendek mengalami penurunan hingga sebesar 15 bps sehingga mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 11 bps.

Sementara itu, harga dari Surat Utang Negara bertenor menengah mengalami penurunan sebesar 15 bps hingga 25 bps yang menyebabkan terjadinya kenaikan imbal hasil yang berkisar antara 3 bps hingga 6 bps.

Sedangkan adanya penurunan harga hingga sebesar 75 bps yang terjadi pada Surat Utang negara bertenor panjang, telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya hingga sebesar 8 bps.

Ditambahkan, koreksi yang terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil yang berkisar antara 4 bps hingga 8 bps.

Seri acuan dengan bertenor 5 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 4 bps di level 7,81% dan pada tenor 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 6,5 bps di level 7,86%.

Sedangkan kenaikan imbal hasil sebesar 5 bps didapati pada seri acuan bertenor 15 tahun di level 8,10% dan kenaikan sebesar 8 bps didapati pada seria acuan bertenor 20 tahun di level 8,246%.

Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, tidak terjadi perubahan harga seiring dengan liburnya pasar keuangan Amerika dalam rangka pemakaman mantan Preseiden Amerika Serikat, George Herbert Walker Bush.