Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Cenderung Turun Didorong Aksi Profit Taking Investor Memanfaatkan Pelemahan Rupiah
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Selasa, 4 Desember 2018 kemarin, bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong oleh aksi ambil untung oleh investor memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (05/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, penurunan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (04/12) didorong oleh aksi ambil untung oleh investor memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Harga Surat Utang Negara yang bergerak dengan tren kenaikan harga secara teknikal telah mendorong harga Surat Utang Negara berada pada area jenuh beli (overbought) sehingga mulai membatasi potensi kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
Kondisi tersebut tercermin pada terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara meskipun mendapatkan katalis positif dari dalam dan luar negeri.
Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin (04/12) menjadi momentum bagi investor untuk mulai melakukan penjualan Surat Utang Negara guna merealisasikan keuntungan (profit taking) atas portofolio mereka.
“Hanya saja koreksi harga yang terjadi juga masih terbatas, karena di saat yang sama investor yang butuh untuk menempatkan dananya di Surat Berharga Negara untuk melakukan pembelian di saat harga Surat Utang negara mengalami penurunan. Investor cukup aktif melakukan perdagangan di pasar sekunder yang tercermin pada tingginya volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan,” terang I Made.
Lebih rinci diungkapkan, sempat dibuka dengan kenaikan harga yang didorong oleh penurunan imbal hasil US Treasury, harga Surat Utang Negara ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan dengan perubahan harga berkisar antara 3 bps hingga 60 bps, sehingga berakibat naiknya tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga sebesar 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3 bps.
Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 3 bps hingga 15 bps yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil hingga sebesar 7 bps.
Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah terlihat mengalami penurunan harga hingga sebesar 17 bps yang menyebabkan terjadinya kenaikan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 4 bps.
Sedangkan harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat bergerak bervariasi dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 bps hingga 60 bps sehingga mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 7 bps.
Menurut I Made, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (04/12) juga berdampak terhadap kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan kenaikan imbal hasil sebesar 1 bps untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing di level 7,80% dan 8,05%.
Adapun seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps di level 7,77% dan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 8,163%.
Sementara itu, di saat harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Rupiah mengalami penurunan, harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika justru melanjutkan tren kenaikan harga seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury serta membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).
Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluran seri, dimana kenaikan harga yang cukup besar didapati pada tenor panjang. Harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 6 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasilnya sebesar 1,5 bps di level 4,265%.
Sedangkan harga INDO28 mengalami kenaikan sebesar 15 bps mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya sebesar 2 bps di level 4,704%.
Sedangkan kenaikan harga yang lebih tinggi, yaitu sebesar 53 bps didapati pada INDO43, mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 4 bps di level 5,332%.

