Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin Kembali Naik Didukung Penguatan Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, 3 Desember 2018 kemarin, kembali bergerak dengan mengalami kenaikan didukung oleh berlanjutnya penguatan nilai tukar Rupiah serta penurunan imbal hasil US Treasury.

Dalam riset yang dirilis Selasa (04/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan harga yang terjadi berkisar antara 5 bps hingga 40 bps yang menyebabkan penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 7 bps.

Data inflasi yang sedikit lebih tinggi dari estimasi tidak mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

Kenaikan harga yang terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan telah mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya yang berkisar antara 2 bps hingga 4 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 20 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasilnya hinga sebesar 7 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 15 bps yang menyebabkan penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 4 bps.

Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami kenaikan hingga sebesar 40 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 4 bps.

Menurut I Made, kenaikan harga pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan  dimana untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps masing - masing di level 7,745% dan 8,129%.

Adapun pada seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 7,791% dan tenor 15 athun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 8,039%.

Lebih rinci diungkapkan, berlanjutnya penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder.

“Selain faktor penguatan Rupiah, penurunan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di bawah level 3,00% turut berdampak positif bagi pasar surat utang di dalam negeri. Hanya saja, kenaikan harga Surat Utang Negara mulai terlihat terbatas terutama pada seri - seri acuan dikarenakan indikator teknikal yang menujukkan bahwa harga Surat Utang negara telah berada pada area jenuh beli (overbought),” jelas I Made.

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp10,94 Triliun dari 37 Seri

Ditambahkan, data inflasi November 2018 yang sedikit di atas estimasi analis tidak banyak berdampak terhadap pasar surat utang, mengingat laju inflasi secara keseluruhan di tahun 2018 masih terkendali.

Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa pada bulan November 2018 terjadi inflasi sebesar 0,27% (MoM) dengan inflasi tahunan (YoY) sebesar 3,23%, dimana analis memperkirakan laju inflasi bulanan sebesar 0,23% dan inflasi tahunan sebesar 3,17%.

Sementara itu, penurunan imbal hasil US Treasury juga berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denomonasi mata uang Dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin terlihat mengalami kenaikan harga yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.

Harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 10 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya sebesar 2,5 bps di level 4,275%.

Adapun kenaikan harga sebesar 20 bps didapati pada INDO28 sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 4,724%.

Sedangkan harga dari INDO43 mengalami kenaikan sebesar 30 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasilnya sebesar 2,5 bps di level 5,375%.