Imbal Hasil SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Bervariasi dengan Kecenderungan Naik Seiring Pelemahan Rupiah
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 26 Desember 2018 kemarin, kembali bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan, di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Dalam riset yang dirilis Kamis (27/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (26/12), dipengaruhi oleh faktor pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS), seiring dengan koreksi yang terjadi di indeks saham global jelang libur di awal pekan.
Adapun aktivitas perdagangan cenderung terbatas yang tercermin pada volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan di Bursa Efek Indonesia.
“Di tengah hari perdagangan di akhir tahun 2018 yang tinggal menyisakan 3 hari perdagangan, pelaku pasar tampak berhati - hati dalam melakukan transaksi dan selektif terhadap seri - seri dengan tenor di bawah 10 tahun,” jelas I Made.
Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp5,83 Triliun 40 Seri
Lebih rinci diungkapkan, setelah libur perdagangan di hari Senin dan Selasa, pada perdagangan kemarin (26/12), imbal hasil Surat Utang Negara mengalami perubahan hingga sebesar 7 bps didorong oleh adanya perubahan harga Surat Utang Negara yang mencapai 40 bps.
Surat Utang Negara dengan tenor pendek cenderung mengalami kenaikan imbal hasil hingga sebesar 7 bps didorong oleh adanya koreksi harga yang mencapai 15 bps.
Sementara itu, imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 4 bps didorong oleh adanya penurunan harga yang hingga sebesar 15 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan imbal hasil mencapai 4 bps didorong oleh adanya perubahan harga yang sebesar 40 bps.
Sementara itu, dari pergerakan imbal hasil seri acuan, kenaikan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1,6 bps hingga 2,8 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 20 bps. Imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan hingga sebesar 2 bps masing - masing di level 7,764% dan 8,364%.
Sedangkan imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan mendekati 3 bps di level 7,957% dan untuk tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 8,159%.
Disisi lain, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya terlihat terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan.
Hal tersebut didukung oleh penurunan tingkat imbal hasil dari US Treasury namun di saat yang sama persepsi ririko justru mengalami peningkatan yang tercermin pada kenaikan angka CDS.
Imbal hasil dari INDO29 mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 4,556% yang di dorong oleh kenaikan harga sebesar 5 bps.
Sementara itu, imbal hasil dari INDO26 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,485% setelah mengalami kenaikan harga yang terbatas, sebesar 6,5 bps. Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan terjadi di tengah beragamnya arah perubahan dari surat utang global.

