Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp10,23 Triliun dari 43 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (19/12), tercatat senilai Rp10,23 triliun dari 43 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,19 triliun.

Dalam riset yang dirilis Kamis (20/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,604 triliun dari 58 kali transaksi di harga rata - rata 102,63% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0065 senilai Rp1,106 triliun dari 39 kali transaksi di harga penutupan 86,80%.

Dari perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS019 menjadi seri dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp140,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,37% yang diikuti oleh perdagangan seri PBS016 senilai Rp100,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,73%.

Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan senilai Rp2,62 triliun dari 48 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi I Moratelindo Tahun 2017 Seri B (MORA01B) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp400,0 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank Sulselbar Tahap I Tahun 2016 (BSSB01CN1) senilai Rp249,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.

Sedangkan Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) menjadi sukuk negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp384,9 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 (SIBMTR01CN2) senilai Rp50,00 miliar dari  2 kali transaksi di harga rata - rata 102,00%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 62,20 pts (0,43%) di level 14438,80 per Dollar Amerika.

Bergerak dengan mengalami penguatan sepajang sesi perdagangan di kisaran 14352,50 hingga 14438,80 per Dollar Amerika, penguatan mata uang Rupiah terjadi di tengah beragamnya arah perubahan mata uang regional terhadap Dollar Amerika.

Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,59% yang diikuti oleh penguatan nilai tukar Rupiah dan mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,19%.

Adapun pelemahan mata uang regional diantaranya didapati pada Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,12% dan Dollar Hong Kong (HKD) sebesar 0,07%.

Disisi lain, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin masih bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan jelang keputusan FOMC Meeting.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan penurunan di level 2,779% dan tenor 30 tahun ditutup di level 3,00% setelah sempat diperdagangkan di bawah level 3,00% setelah FOMC Meeting memutuskan untuk menaikkan suku bunga cuan sebesar 25 bps di level 2,25% dan 2,50%.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor panjang mengalami penurunan yang cukup besar ditengah kekhawatiran investor bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat seiring dengan kebijakan Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan serta pengurangan dari neraca The Fed.

Imbal hasil surat utang Jerman pada perdagangan kemarin ditutup dengan penurunan di level 0,236% sedangkan imbal hasil surat utang Inggris dan Jepang ditutup dengan kenaikan, masing - masing di level 1,285% dan 0,028%.