Penurunan Imbal Hasil Surat Utang Global dan Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 19 Desember 2018 kemarin, mengalami kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global dan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Kamis (20/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, berlanjutnya kenaikan harga SUN pada perdagangan kemarin (19/12), didukung oleh penurunan tingkat imbal hasil surat utang global serta penguatan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) dan dimulainya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

“Seiring dengan melemahnya mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia, penguatan nilai tukar Rupiah yang sempat menyentuh level 14352,50 per Dollar Amerika mendorong investor untuk kembali melakukan pembelian Surat Berharga Negara, terlebih didukung oleh penurunan tingkat imbal hasil surat utang global terutama dari penurunan imbal hasil US Treasury,” jelas I Made.

Adapun Investor cukup aktif melakukan perdagangan yang tercermin pada peningkatan volume perdagangan di pasar sekunder.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat harga yang terjadi pada perdagangan kemarin hingga sebesar 70 bps sehingga berdampak terhadap penurunan tingkat imbal hingga sebesar 12 bps.

Kenaikan harga hingga sebesar 15 bps didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek, dimana hal tersebut mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga mendekati 7 bps.

Sedangkan pada Surat Utang Negara bertenor menengah, kenaikan harga yang terjadi berkisar antara 5 bps hingga 25 bps yang menyebabkan penurunan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 1 bps hingga 7 bps.

Adapun kenaikan harga yang terjadi pada Surat Utang Negara bertenor panjang hingga mencapai 70 bps menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 12 bps.

Ditambahkan, kenaikan harga juga terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan, dimana kenaikan harga sebesar 25 bps dan 55 bps telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun masing - masing seebsar 7 bps di level 7,926% dan 8,195%.

Adapun kenaikan harga sebesar 70 bps yang didapati pada seri acuan dengan tenor 10 tahun telah menyebabkan penurunan imbal hasilnya sebesar 11,8 bps di level 7,957% dan kenaikan harga sebesar 40 bps pada seri acuan tenor 20 tahun telah meurunkan tingkat imbal hasilnya sebesar 4,7 bps di level 8,385%.

Sementara itu, ditengah kenaikan harga yang cukup besar pada Surat Utang Negara dengan mata uang Rupiah, pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika justru terlihat terbatas meskipun dengan kecenderungan mengalami kenaikan.

Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika tersebut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menantikan hasil dari FOMC Meeting yang akan mempengaruhi pergerakan imbal hasil US Treasury yang menjadi acuan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan mata uang Dollar Amerika.

Harga dari INDO23 dan INDO28 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat hasilnya secara berturut - turut sebesar 2 bps dan 1 bps di level 4,112% dan 4,494%.

Adapun harga INDO43 relatif tidak banyak mengalami perubahan, sehingga tingat imbal hasilnya berada di level 5,138%.