Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp6,23 Triliun dari 37 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (18/12), tercatat senilai Rp6,23 triliun dari 37 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp637,54 miliar.

Dalam riset yang dirilis Rabu (19/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp723,15 miliar dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 101,17% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp701,74 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 104,79%.

Adapun Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS11012019 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp159,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,67% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS019 senilai Rp54,00 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,69%.

Lebih lanjut diungkapkan, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,26 triliun dari 84 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan III Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2018 Seri A (MEDC03ACN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp381,20 miliar dari 9 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC Tahap I Tahun 2018 seri A (NISP03ACN1) senilai Rp150,00 miliar dari 6 kali transaksi.

Sedangkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank Maybank Indonesia Tahap II Tahun 2016 (SMBNII01CN2) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp77,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (SMASDF01ACN1) senilai Rp67,00 miliar dari 2 kali transaksi.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup dengan penguatan sebesar 79,00 pts (0,54%) di level 14501,00 per Dollar Amerika.

Seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika, pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin juga mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14480,00 hingga 14561,00 per Dollar Amerika.

Mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 1,09% yang diikuti oleh mata uang Rupiah dan Yen Jepang (JPY) sebesar 0,40%.

Mata uang regional yang terlihat mengalami pelemahan adalah Peso Philippina (PHP) sebesar 0,17% dan Dollar Hong Kong (HKD) sebesar 0,10%.

Disisi lain, Imbal hasil surat utang global ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah volatilitas yang terjadi di pasar keuangan global serta jelang berakhirnya agenda rapat dewan gubernur dari beberapa bank sentral.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun masing - masing ditutup dengan penurunan di level 2,805% dan 3,064% ditengah pelaku pasar yang menantikan hasil FOMC Meeting.

Adapun imbal hasil surat utang Inggris ditutup dengan mengalami kenaikan di level 1,28% setelah sempat turun ke level 1,23%.

Sementara itu, imbal hasil surat utang Jepang dan Jerman ditutup dengan mengalami penurunan, masing - masing di level 0,019% dan 0,24%.