Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Cenderung Naik Seiring Redanya Tekanan Terhadap Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Selasa, 18 Desember 2018 kemarin, bergerak dengan arah perubahan bervariasi, dengan kecenderungan mengalami kenaikan, seiring dengan meredanya tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Rabu (19/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (18/12) didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah melemahnya mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia, jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting).

“Namun demikian, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin tidak diikuti oleh meningkatnya volume perdagangan dikarenakan pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi jelang pelaksanaan FOMC Meeting dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia,” jelas I Made.

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp6,23 Triliun dari 37 Seri

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga yang terjadi hingga mencapai 70 bps yang mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 8 bps dengan rata - rata mengalami perubahan sebesar 2,5 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 8 bps yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 4 bps.

Sedangkan kenaikan harga yang berkisar antara 15 bps hingga 30 bps telah mendorong penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah yang berkisar antara 4,5 bps hingga 5,5 bps.

Sementara itu, harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami perubahan harga yang bervarisi dengan perubahan hingga sebesar 70 bps yang mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 8 bps.

Dari Surat Utang Negara seri acuan, perubahan harga yang terjadi juga bervariasi, dimana untuk tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 15 bps yang mendorong penurunan tingkat imbal hasil sebesar 4,5 bps di level 7,994% dan untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,075%.

Sementara itu, pada seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 25 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasil sebesar 2,5 bps di level 8,431%.

Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan harga yang kurang dari 5 bps sehingga tingkat imbal hasilnya relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 8,266%.

Disisi lain, pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika masih menunjukkan tren kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury dan terus membaiknya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global.

Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan kenaikan harga yang cukup besar didapati pada tenor di atas 15 tahun.

Harga INDO23 mengalami kenaikan sebesar 18 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 5 bps di level 4,121%.

Sementara itu, INDO28 mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasil sebesar 3,5 bps di level 4,505%.

Adapun untuk INDO43 mengalami kenaikan harga sebesar 47,50 bps sehingga tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 5,142%.