Investasi US$4,2 Miliar, Boeing Ambil Alih Usaha Joint Venture dengan Embraer
Pasardana.id - Perusahaan manufaktur pesawat terbang Amerika Serikat Boeing Company pada Senin (17/2/2018) mengumumkan akan menginvestasikan dana sebesar US$4,2 miliar, atau sekitar Rp60 triliun, untuk menjadi pemilik mayoritas saham usaha joint venture komersial dengan perusahaan manufaktur pesawat terbang Brasil Embraer.
Investasi tersebut, seperti dilansir Xinhua, belum mendapat persetujuan pemerintah Brasil, pihak regulator, dan investor. Apabila telah mendapat lampu hijau, maka Boeing akan menguasai 80 persen saham di usaha joint venture bersama Embraer, dengan Embraer memiliki 20 persen sisa saham usaha joint venture tersebut.
Dengan menguasai usaha joint venture bersama Embraer, maka Boeing akan memiliki kendali operasional dan manajemen perusahaan tersebut, dengan Dennis Muilenburg yang merupakan chairman, presiden, dan sekaligus CEO Boeing akan menjadi pengambil keputusan utama dalam usaha joint venture bersama Embraer tersebut.
Embraer hanya akan memiliki hak terbatas dalam pengambilan keputusan strategis, seperti transfer operasi dari Brasil.
Usaha joint venture Boeing-Embraer merupakan hasil negosiasi setahun penuh antara kedua pimpinan perusahaan. Usaha tersebut akan memperkuat posisi Boeing di pasar pesawat terbang dengan kapasitas sampai 150 kursi.
“Aliansi ini akan memperkuat kedua perusahaan di pasar global dan sesuai dengan strategi pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang kami,” kata Paulo Cesar de Souza e Silva, presiden yang juga sekaligus CEO Embraer.
Boeing dan Embraer pada Senin juga mengumumkan kesepakatan untuk membentuk usaha joint venture lainnya untuk mempromosikan dan mengembangkan pasar-pasar baru bagi pesawat jet kargo militer multi misi ukuran menengah KC-390.
Dalam kesepakatan tersebut, Embraer akan menguasi 51 persen saham dari usaha joint venture, sedangkan Boeing memiliki sisa 49 persen saham. Transaksi diperkirakan akan selesai pada akhir 2019.
Embraer yang didirikan pada 1969 merupakan perusahaan manufaktur pesawat terbang terbesar ketiga di dunia, setelah Boeing dan Airbus.

