Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin Bergerak Terbatas dengan Arah Perubahan Bervariasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, 17 Desember 2018 kemarin, bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi, di tengah tukar Rupiah yang sempat mengalami pelemahan serta defisit neraca perdagangan di bulan November yang lebih besar dari perkiraan.

Dalam riset yang dirilis Selasa (18/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin (17/12), didorong oleh faktor pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang terjadi di awal sesi perdagangan.

“Selain itu, pergerakan harga Surat Utang Negara juga didorong oleh faktor defsit neraca perdagangan di bulan November 2018 yang lebih besar dari perkiraan,” jelas I Made.

Kemarin (17/12), Badan Pusat Statistik menyampaikan bahwa pada bulan November 2018 terjadi defisit neraca perdagangan senilai US$2,04 miliar yang didapatkan dari nilai ekspor yang senilai US$14,83 miliar dan nilai impor senilai US$16,87 miliar dimana konsensus analis memperkirakan adanya defisit neraca perdagangan senilai US$735 juta.

Dengan adanya defisit neraca perdagangan di bulan November tersebut, maka di tahun 2018, neraca perdagangan tercatat mengalami defisit senilai US$7,52 miliar.

Menurut I Made, defisit neraca perdagangan tersebut akan berdampak terhadap potensi penurunan angka cadangan devisa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan impor, sehingga akan berpotensi untuk menekan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

“Hanya saja, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin tidak didukung oleh volume perdagangan yang besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih menahan diri melakukan transaksi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang akan diikuti oleh pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia,” tutur I Made.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga SUN yang terjadi hingga mencapai 40 bps, yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 8,5 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek cenderung mengalami kenaikan terbatas, hingga sebesar 7 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 8 bps.

Sedangkan harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah justru terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 30 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 5,5 bps.

Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang, bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi hingga sebesar 40 bps yang mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 5 bps.

Sementara itu, harga Surat Utang Negara seri acuan bergerak dengan mengalami pelemahan hingga sebesar 20 bps yang menyebabkan terjadinya kenaikan imbal hasil hingga sebesar 3,6 bps.

Harga Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami penurunan sebesar 10 bps sehingga mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,5 bps masing - masing di level 8,261% dan 8,461%. Sedangkan harga Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan harga sebesar 20 bps yang menyebabkan kenaikan tingkat imbal hasilnya sebesar 3,6 bps di level 8,107% dan untuk tenor 5 tahun mengalami penurunan harga kurang dari 5 bps sehingga tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan mendekati 1 bps di level 8,040%.

Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan harganya justru cenderung mengalami penurunan seiring dengan membaiknya persepsi risiko.

Hal tersebut tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS) 5 tahun yang turun di posisi 135,10 bps.

Selain itu, kenaikan harga juga didukung oleh penurunan imbal hasil US Treasury di tengah meningkatnya permintaan aset yang lebih aman (safe haven asset) seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham global.

Harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 15 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya sebesar 4 bps di level 4,161%. Sementara itu kenaikan harga sebesar 30 bps didapati pada INDO28 dan INDO43 sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya sebesar 4 bps dan 2,5 bps masing - masing di level 4,535% dan 5,178%.