Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin
Pasardana.id - Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, 13 Desember 2018 kemarin.
Dalam riset yang dirilis Jumat (14/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
“Setelah mengalami tren penurunan sejak awal bulan Desember 2018 ditengah melemahnya nilai tukar Rupiah dan keluarnya investor asing dari Surat Berharga Negara, harga Surat Utang Negara mulai mengalami kenaikan yang mulai terlihat pada perdagangan di hari Rabu, 12 Desember 2018,” jelas I Made.
Ditambahkan, seiring dengan meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, pelaku pasar mulai berani untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara, terlebih setelah mengalami koreksi yang cukup besar pada beberapa hari perdagangan sebelumnya, menjadikan tingkat imbal hasil Surat Utang negara cukup menarik untuk kembali diakumulasi.
“Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (13/12), juga didukung oleh adanya peningkatan volume perdagangan, yang mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder,” ujar I Made.
Lebih rinci diungkapkan, kenaikan harga yang terjadi hingga sebesar 90 bps yang mendorong terjadinya penurunan penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 10 bps dimana kenaikan harga yang cukup besar terjadi pada tenor 5 tahun hingga 20 tahun.
Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 15 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 6 bps.
Adapun kenaikan harga yang berkisar antara 20 bps hingga 65 bps yang didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah telah mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya yang berkisar antara 6 bps hingga 12 bps.
Sedangkan pada Surat Utang negara bertenor panjang, kenaikan harga yang terjadi hingga mencapai 90 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 10 bps.
Dari Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan harga yang terjadi hingga sebesar 45 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasil hingga sebesar 6 bps, dimana hal tersebut didapati pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun masing masing di level 7,996% dan 8,247%.
Sedangkan pada seri acuan dengan tenor 20 tahun, penurunan imbal hasil sebesar 2 bps di level 8,453%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun, tingkat imbal hasilnya tidak banyak mengalami perubahan, di level 8,156% di tengah pergerakan harganya yang relatif terbatas.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan harga juga terlihat mengalami kenaikan yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara seiring dengan relatif stabilnya pergerakan imbal hasil US Treasury serta membaiknya persespsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Deafault Swap (CDS).
Kenaikan harga yang terjadi hingga mencapai 130 bps dimana kenaikan harga yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 7 tahun.
Harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 16,5 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 4,5 bps di level 4,202%.
Adapun kenaikan harga sebesar 55 bps pada INDO28 menyebabkan penurunan imbal hasilnya sebesar 8 bps di level 4,578% dan kenaikan harga sebesar 87,50 bps pada INDO43 mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 7 bps di level 5,208%.

