Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp7,52 Triliun dari 33 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,52 triliun dari 33 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,65 triliun.
Dalam riset yang dirilis Kamis (13/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,982 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 92,38% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,495 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 87,01%.
Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp370,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 98,43% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR008 senilai Rp179,52 miliar dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 100,07%.
Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp764,78 miliar dari 29 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (IMFI02BCN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 93,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Batavia Prosperindo Finance Tahap I Tahun 2018 (BPFI02CN1) senilai Rp80,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 94,00%.
Adapun Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 Seri E (SIEXCL02ECN1) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp46,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 103,36% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 Seri A (SIEXCL02ACN1) senilai Rp18,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,18%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup dengan mengalami penguatan terbatas, sebesar 10,00 pts (0,07%) di level 14597,50 per Dollar Amerika.
Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14574,00 hingga 14604,00 per Dollar Amerika, penguatan nilai tukar Rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika.
Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,15% yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,11% didukung oleh sinyal positif dari tarif dagang antara China dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, mata uang Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY) terlihat mengalami pelemahan terbatas terhadap Dollar Amerika, masing - masing sebesar 0,09% dan 0,08%.
Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi seiring beragamnya sentimen yang ada di pasar surat utang global.
Imbal hasil surat utang Inggris dan Jerman ditutup dengan mengalami kenaikan, masing - masing di level 1,28% dan 0,288%.
Adapun imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan perubahan yang relaitif terbatas, masing - masing di level 2,89% dan 3,13% setelah data inflasi Amerika pada bulan November 2018 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan posisi di akhir bulan oktober 2018.
Sedangkan imbal hasil surat utang India dan Malaysia ditutup dengan mengalami penurunan di level 7,420% dan 4,085% sebagaimana yang dialami oleh Surat Utang Negara.

