Redanya Tekanan Terhadap Rupiah, Dukung Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin
Pasardana.id - Meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, mendukung kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 12 Desember 2018 kemarin.
Dalam riset yang dirilis Kamis (13/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra menyebutkan, meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah menjadi faktor yang mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (12/12).
Dibuka menguat terhadap Dollar Amerika sejak awal perdagangan, pergerakan nilai tukar Rupiah tersebut menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara.
“Setelah mengalami tren penurunan harga sejak awal bulan Desember seiring dengan keluarnya investor asing dari pasar Surat Utang Negara, pelaku pasar kembali melakukan akumulasi pembelian pada perdagangan kemarin walaupun belum didukung oleh meningkatnya volume perdagangan,” jelas I Made.
Ditambahkan, data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan menunjukkan bahwa per tanggal 11 Desember 2018 investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) Surat Berharga Negara senilai Rp4,28 triliun di sepanjang bulan Desember 2018 dengan total kepemilikan senilai Rp896,31 triliun dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan yang nilainya mencapai Rp2374,45 triliun.
Lebih lanjut diungkapkan, pada perdagangan kemarin (12/12), kenaikan harga yang terjadi hingga mencapai 65 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4,5 bps.
Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya yang berkisar antara 1 bps hingga 5 bps.
Adapun kenaikan harga hingga sebesar 35 bps didapati pada Surat Utang Negara bertenor menengah yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 7,5 bps.
Sementara itu, perubahan harga hingga sebesar 65 bps didapati pada Surat Utang Negara bertenor panjang dimana hal tersebut menyebabkan penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9 bps.
Kenaikan harga juga didapati pada Surat Utang Negara seri acuan, dimana kenaikan harga yang terjadi hingga sebesar 50 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil hingga sebesar 8 bps.
Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 8,06% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 5 bps.
Sementara itu, kenaikan harga sebesar 50 bps dan 40 bps telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing sebesar 8 bps dan 5,5 bps di level 8,156% dan 8,305%.
Adapun seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,472%.
Sementara itu, seiring dengan membaiknya persepsi risiko dan juga stabilnya pergerakan imbal hasil US Treasury, harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang didapati pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.
Harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 8 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya sebesar 2 bps di level 4,248%. Sementara itu, kenaikan harga sebesar 30 bps dari INDO28 mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya sebesar 4 bps di level 4,658%.
Sedangkan penurunan imbal hasil sebesar 3 bps didapati pada INDO43 di level 5,278% idorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 38 bps.

